Tema : Tentang Manajemen
1) .PENGANGGARAN
Definisi Penganggaran:
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi, peran
Karakteristik Anggaran :
8. Anggaran mengestimasi potensi laba satuan bisnis
9. Anggaran dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter dapat saja ditunjang oleh jumlah non moneter (missalnya, unit yang dijual atau diproduksi).
10. Mencakup periode satu tahun.
11. Anggaran merupakan komitmen manajemen; manajer sepakat untuk mengemban tanggung jawab atas pencapaian tujuan yang dianggarkan.
12. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas yang lebih tinggi ketimbang oleh pihak yang menganggarkan (budgetee).
13. Begitu disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi yang ditetapkan.
14. Secara berkala, kinerja finansial sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Tujuan Pokok Anggaran
1. Memprediksi transaksi dan kejadian financial serta non finansial di masa yang akan datang.
2. Mengembangkan informasi yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran.
Manfaat Penganggaran
Anggaran menunjukkan kepada manajemen mengenai :
1.Angka laba yang dikehendaki oleh perusahaan.
2.Sumber daya yang diharapkan dapat dihasilkan atau digunakan selama periode anggaran yang akan datang.
3.Anggaran juga menginformasikan kepada manajemen konsekuensi serangkaian alternative tindakan, memberi kan landasan untuk memutuskan alternative yang terbaik.
Perencanaan.
Perencanaan strategic (Strategic Planning), adalah pro- ses penetapan bentuk dan ukuran beberapa program yang akan dilaksanakan dalam menerapkan strategi organisasi.
Perbedaan antara Perencanaan strategic dan penyusun- an Anggaran.
Perencanaan Strategik
• Terfokus pada aktivitas-aktivitas yang melampaui periode beberapa tahun.
• Mendahului penganggaran dan memberikan kerangka acuan bagi penyusunan anggaran tahunan.
• Pada intinya distruktur menurut lini produk dan program lainnya.
Anggaran
• Proses penganggaran terpusat pada satu tahun
• Distruktur menurut pusat pertanggungjawaban.
• Penganggaran mengharuskan manajer untuk memikirkan secara berkala apa yang inign diraih oleh departemen mereka.
Proses penganggaran :
1. Mendefinisikan penyusunan anggaran dan mendiskusikan perannya dalam perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian.
2. Mendefinisikan dan menyusun anggaran induk, mengidentifikasikan komponen-komponen utamanya, dan menjelaskan hubungan antar komponen-komponen tersebut.
3. Menguraikan pengangaran fleksibel dan fitur yang harus dimiliki oleh system penganggaran untuk mendorong manajer berperilaku keselerasantujuan.
4. Menguraikan penganggaran berbasis aktivitas.
5.2. RINGKASAN TUJUAN PENGAJARAN
1. Penganggaran dan Perannya di dalam Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi, peran anggaran terus meningkat penting sebagaimana pertumbuhan ukuran organisasi.
> 2. Anggaran Induk, Komponen-komponen Utamanya, dan Hubungan Erat timbal Berbagai Komponen Tersebut.
> Anggaran induk adalah rencana keuangan yang menyeluruh dari suatu organisasi, terdiri dari anggaran pengoperasian dan anggaran keuangan.
> Anggaran pengoperasian mencakup anggaran rugi laba dan semua anggaran
> pendukungnya. Anggaran penjualan terdiri dari kuantitas yang
> diantisipasi dan harga semua produk yang akan dijual. Anggaran produksi
> mencakup unit produksi yang diharapkan untuk memenuhi penjualan yang
> diharapkan ditambah sediaan akhir yang diinginkan dan dikurangi sediaan
> awal. Anggaran pembelian bahan baku menunjukkan pembelian yang
> diperlukan untuk sepanjang tahun yang dirinci untuk setiap jenis bahan
> baku untuk memenuhi kebutuhan produksi dan untuk tujuan sediaan yang
> diinginkan. Anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead
> anggaran menunjukkan sejumlah sumber daya yang diperlukan untuk
> berproduksi tahun yang akan datang. Anggaran biaya overhead perlu
> dipecah ke dalam komponen tetap dan komponen variabel untuk memudahkan
> penyusunan anggaran tersebut. Anggaran biaya penjualan dan biaya
> administratif menunjukkan biaya-biaya yang diramalkan untuk kedua fungsi
> tersebut. Anggaran sediaan barang jadi dan anggaran harga pokok
> penjualan masing-masing menunjukkan biaya produksi secara terinci untuk
> sediaan akhir yang diharapkan dan unit produk yang terjual. Anggaran
> rugi laba menunjukkan secara singkat laba bersih yang akan direalisasi
> jika rencana-rencana yang dianggarkan tercapai dengan baik.
> Anggaran keuangan meliputi anggaran kas, anggaran pengeluaran modal
> anggaran, dan anggaran neraca. Anggaran kas secara sederhana menunjukkan
> saldo awal kas, ditambah kas masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi
> pengeluaran kas yang diantisipasi, saldo kas lebih atau kurang maupun
> yang yang mungkin perlu dipinjam. Anggaran neraca (atau pro forma)
> neraca memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan modal yang
> diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana dengan baik.
> 3. Penganggaran Fleksibel dan Corak (Fitur) Sistem Penganggaran yang
> Dapat Mendorong Para Manajer Berperilaku Selaras Tujuan.
> Sukses suatu sistem penganggaran tergantung pada bagaimana factor-faktor
> manusia dipertimbangkan secara serius. Untuk mengurangi perilaku
> disfungsional, organisasi perlu menghindari anggaran yang terlalu
> menekankan pada mekanisme kendali. Bidang kinerja yang lainnya harus
> dievaluasi sebagai tambahan terhadap anggaran. Anggaran dapat
> disempurnakan sebagai ukuran-ukuran kinerja dengan menggunakan
> penganggaran partisipatif dan perangsang nonmoneter lainnya, menyediakan
> umpan balik kinerja yang sering, menggunakan penganggaran fleksibel,
> menjamin bahwatujuan yang dianggarkan mencerminkan kenyataan, dan para
> manajer hanya bertanggung jawab untuk biaya-biaya yang terkendalikan
> baginya.
>
>
> 4. Penganggaran Berdasar Aktivitas (Activity-based Budgeting).
> Penganggaran berdasar aktivitas mengidentifikasi aktivitas-aktivitas,
> permintaan untuk aktivitas keluaran, dan biaya sumber-sumber daya yang
> dierlukan untuk mendukung keluaran aktivitas yang diminta. Perbedaan
> utama pendekatan berdasar aktivitas adalah daftar aktivitas-aktivitas
> yang terinci dan biaya-biaya yang diharapkan untuk aktivitas-aktivitas
> yang digolongkan ke dalam biaya overhead pabrik, penjualan, dan
> administratif. Penganggaran berdasar aktivitas mempunyai potensi menjadi
> lebih akurat dibanding penganggaran tradisional karena memusatkan pada
> ukuran-ukuran keluaran untuk masing-masing aktivitas dan sehingga
> memungkinkan seorang manajer untuk memahami perilaku biaya pada suatu
> level yang jauh lebih terinci. Penganggaran fleksibel aktivitas juga
> lebih akurat karena penganggaran tersebut menggunakan rumus-rumus biaya
> yang tergantung pada masing-masing ukuran keluaran aktivitas.
2). MANFAAT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DALAM DUNIA PERTANIAN
Dalam wikimedia SIM (sistem informasi menejemen) mempunyai arti sebagai berikut Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Jadi intinya sim adalah suatu sistem atau cara yang digunakan manusia untuk mempermudah kerja-kerjanya. dengan komputerisasi atau digitalisasi. Dengan adanya SIM akan lebih mudah dalam membuat dan memberikan informasi untuk dunia pertanian sangat bagus jika pengelolaan untuk usaha tani menggunakan SIM, bagaimana di mulai dari pengelolaan tanah, budidaya tanaman, hingga pemasaran produk pertanian. sehingga pengelolaan usaha tani akan lebih mudah dan efektif.
Contoh Pemanfaatan SIM Dalam Dunia Pertanian
SIG Dalam Bidang Pertanian
Dalam dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus berkembang, penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus dilakukan, tidak terkecuali dalam sektor pertanian, sektor perekonomian utama di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam dunia pertanian.
Salah satu contohnya adalah aplikasi GIS atau Geographical Information System, dan jika diterjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, kita bisa menyebutnya SIG atau Sistem Informasi Geografi. SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).
GIS ini sudah banyak membantu para ahli dalam mengumpulkan data secara cepat. Misalnya dalam mengetahui seberapa besar kerusakan yang diakibatkan tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu.
Kali ini yang akan saya bahas disini adalah kemampuan GIS untuk bisa membantu dalam bidang pertanian. Secara garis besar, yang dapat dilakukan GIS dalam bidang pertanian adalah mencakup inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, dan sebagainya.
Singkatnya, yang dapat dibantu GIS untuk dunia pertanian adalah:
1. Mengelola Produksi Tanaman
GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Anda dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen. Misalnya GIS membantu menginventarisasi data-data lahan perkebunan tebu menjadi lebih cepat dianalisis. Proses pengolahan tanah, proses pembibitan, proses penanaman, proses perlindungan dari hama dan penyakit tananan dapat dikelola oleh manager kebun, bahkan dapat dipantau dari direksi.
2. Mengelola Sistem Irigasi
Anda dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
3. Perencanaan dan riwayat sumberdaya kehutanan
Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan serta integrasinya dengan sistem hukum dan integrasinya dengan manajemen basis data relasional sistem-sistem.
ArcView, aplikasi untuk GIS
Penggunaan GIS ini biasanya dengan aplikasi tertentu. Yang paling umum dipakai adalah ArcView. Walaupun saat ini penggunaan GIS dalam bidang pertanian belum umum dipakai, karena seringnya GIS diapakai untuk melihat kerusakan lahan akibat bencana alam, tapi bukanya tidak mungkin penerapan GIS dalam dunia pertanian akan makin sering dipakai. Sistem GIS ini bukan semata-mata software atau aplikasi komputer, namun merupakan keseluruhan dari pekerjaan managemen pengelolaan lahan pertanian, pemetaan lahan, pencatatan kegiatan harian di kebun menjadi database, perencanaan system dan lain-lain. Sehingga bisa dikatakan merupakan perencanaan ulang pengelolaan pertanian menjadi sistem yang terintegrasi.
Dalam jangka panjang, bisa direduksi kemungkinan permasalahan lahan baik fisik maupun sosial. Bahkan dapat menjamin keberlangsungan perkebunan sebagai contohnya, dengan syarat pihak managemen senantiasa mempelajari berjalannya sistem ini dan mengambil keputusan managerial yang tepat.
Konsep SIG
Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diinginkan user.
Komponen SIG
Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi ke dalam lima komponen utama, yaitu:
1. Perangkat keras (Hardware)
2. Perangkat lunak (Software)
3. Pemakai (User)
4. Data
5. Metode
Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:
Data spasial
Data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
Data non-spasial
Disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara geografis.
Aplikasi SIG di Bidang Pertanian
Penyusunan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Pertanian di setiap Kabupaten dilakukan untuk memberikan gambaran seputar data-data pertanian di setiap Kabupaten, hal ini dilakukan dengan perangkat komputer secara online dan update (terkini), sehingga memudahkan user dalam memonitor perkembangan informasi pertanian di setiap Kabupaten.
Manajemen pengelolaan sistem perlu dilakukan secara sistematis, cepat, dan akurat untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan data pertanian di Kabupaten tersebut, Melalui pengaturan data yang baik, dengan melibatkan parameter-parameter perencanaan, dapat dilakukan pengelolaan dan pemeliharaan data pertanian daerah secara efektif dan efisien. Guna mendukung sistem pengelolaan tersebut, perlu adanya sistem informasi data pertanian yang berbasis spasial dan tabular.
Pada awalnya area pemanfaatan SIG hanyalah dalam bidang teknika dan militer, namun kini sistem informasi ini juga dikembangkan untuk mendukung analisis sosial-budaya dan ekonomi. Saat ini SIG telah lazim dipergunakan dalam bidang transportasi dan navigasi, telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, pariwisata, perbankan dan pemasaran. Tidak mengherankan apabila sekarang ini sejumlah perusahaan rokok dan kosmetik pun tak ketinggalan mengembangkan SIG sebagai media analisis pemasaran produk mereka. Meskipun multi-manfaat, secara sepintas lalu wujud SIG tidak jauh berbeda dengan peta digital biasa (jenis peta yang ditampilkan lewat layar komputer). Bedanya, setiap bagian dari peta SIG mengandung data-data informatif yang dimungkinkan untuk diolah, disunting, disimpan dan dipanggil kembali serta dianalisa secara terpadu sehingga pembaruan data bisa dilakukan dengan mudah. Istilahnya, tinggal klik, klik dan semua beres. Dengan sistem ini pula proses penjelasan suatu peristiwa, peramalan kejadian dan perencanaan akan semakin ringkas, sederhana dan menyeluruh sehingga tindakan pengambilan keputusan yang mendasarkan diri pada aspek-aspek informasi seperti ini akan sangat terbantu.
Salah satu komponen utama SIG adalah peta, akan tetapi untuk menjadi bagian dari sebuah sistem infomasi maka peta tersebut harus “dikawinkan” terlebih dahulu dengan suatu sumber data atau database dengan bantuan program komputer tertentu. Aplikasi komputer untuk SIG yang cukup populer contohnya Map Info, Arc View atau Grass. Data yang bisa dipergunakan pun bersyarat khusus, yakni data-data yang memiliki dimensi keruangan atau memiliki kaitan dengan lokasi dan bagian tertentu pada peta. Karena alasan tertentu, misalnya harga peta dasar yang mahal, biasanya cakupan ruangnya berkisar dari luasan administrasi skala kecamatan, propinsi hingga negara atau kawasan.
Wujud utama dari perkawinan antara peta dan data tersebut masih berupa peta. Hanya saja, berkat proses penggabungan data dan grafis peta SIG menjelma menjadi sebuah “peta pintar”. Kenapa disebut pintar? Karena peta ini dapat disajikan dalam bentuk lapisan-lapisan (layer) gambar yang masing-masing mewakili informasi yang berasal dari database. Data-data tersebut dipilah sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicukupi melalui sistem informasi ini, misalnya saja untuk memenuhi kebutuhan inventarisasi, dokumentasi atau navigasi. Layanan lain yang jauh lebih pintar adalah kemampuan aplikasi-aplikasi SIG untuk melakukan analisa. Dengan penggabungan beberapa jenis data yang relevan, dapat diperoleh analisa mengenai suatu permasalahan atau potensi. Hasil analisa tersebut bisa dimanfaatkan sebagai rekomendasi atau dasar pengambilan keputusan yang mencakup perencanaan, pengelolaan atau penentuan kebijakan, baik oleh instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat umum.
SIG Untuk Petani
Dari paparan di atas, rasanya sub-judul ini tidak mengada-ada bahwa sistem informasi geografis pun bisa dimanfaatkan oleh dan untuk petani. Untuk membangun SIG pertanian sangat dimungkinkan karena syarat-syarat geografis jelas bisa terpenuhi. Lokasi lahan pertanian bisa diubah menjadi data alamat atau data koordinat yang berguna dalam penentuan titik lokasi pada peta. Tentu dibutuhkan pula data-data lainnya seperti misalnya jenis komoditas pertanian, luas lahan, kuantitas dan kualitas hasil panen, pasar terdekat atau pasar yang paling potensial dan tingkat harga pada waktu tertentu.
SUMBER : WWW.GOOGLE.COM
WIKIPEDIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar