Rabu, 05 Desember 2012

Review Jurnal (tugas softskill ke-2)

review jurnal 

   

Pengaruh Perilaku Konsumen Mobile Internet Terhadap Keputusan Pembelian Paket Layanan Data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta

Abstrak
     Teknologi GSM dan CDMA menjadi pilihan bagi pasar potensial bagi penyedia jasa operator jaringan telekomunikasi di Indonesia. Terus tumbuhnya pasar internet membuat operator telekomunikasi giat berlomba memasarkan paket-paket jasa layanan data internet. Operator - operator telekomunikasi GSM ataupun CDMA seperti tak mau kalah menawarkan paket-paket internet tersebut. Paket Mobile internet yang lagi menjadi trend dan menjadi komiditi produk andalan dari beberapa operator Telekomunikasi untuk menawarkan dan mendapatkan pelanggan internet sebanyak mungkin adalah dengan menawarkan paket layanan data “Unlimited Internet”. 
     Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh perilaku pembelian dari konsumen tersebut. Adapun perilaku pembelian konsumen dapat diukur dari empat faktor yaitu faktor budaya (X1), sosial (X2), pribadi (X3) dan psikologi (X4). Oleh karena itu, penelitian ini melakukan analisa dari keempat faktor tersebut, agar dapat diketahui apakah semua faktor tersebut berpengaruh, bagaimana hubungan dan seberapa besar pengaruhnya,serta faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 
     Penelitian dibatasi hanya pengguna dari operator telekomunikasi CDMA yang menyediakan jasa layanan paket data Unlimited Internet, dengan menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif dan kuantatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner . Teknik analisa data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, regresi berganda , uji F dan uji t dengan bantuan software SPSS 16.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa variabel faktor Psikologi (X4) dengan t hitung sebesar 3,608 memiliki pengaruh paling besar/dominan/signifikan dalam keputusan pembelian paket layanan data unlimited internet CDMA di DKI Jakarta (dapat dibuktikan).
PENDAHULUAN
     Pertumbuhan akses internet di Indonesia sangat pesat, diawali dengan masuknya internet ke Indonesia sekitar tahun 1994. Berdasarkan data terakhir dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) di tahun 2007, pada saat ini pemakaian internet di Indonesia sudah mencapai lebih dari 25 juta, mengalami pertumbuhan populasi sekitar 10,5% dari hanya sekitar 2 juta pemakai di tahun 2000 (www.apjii.or.id ).
     Pertumbuhan perusahaan yang menyediakan jasa Internet di Indonesia berkembang sangat baik. Berdasarkan data yang diterima dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, ijin yang telah dikeluarkan untuk ISP sekitar 298, NAP sekitar 44 & Multimedia sekitar 25 sampai akhir 2007 .
     Secara realisasi data sampai akhir 2007, jumlah perusahaan yang menjadi anggota berjumlah 198 dan perusahaan secara operasional yang menjalankan bisnis penyedia jasa internet berjumlah 165.
     Populasi penduduk di Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa menjadi prospek pasar/bisnis yang menjanjikan bagi operator telekomunikasi yang memberikan jasa layanan telepon bergerak atau selular. Pada masa mendatang, bisnis telekomunikasi khususnya untuk telepon bergerak diperkirakan akan tetap mengalami pertumbuhan.
     Menurut penelitian yang dilakukan net index yang diumumkan yahoo dan TNS (Hotel Le Meridien, Jakarta, Kabarindo,31/5/2010) mengenai tren internet di Indonesia , tahun ini menunjukkan beberapa perubahan penting dalam perilaku penggunaan internet di Indonesia yang merupakan pasar online terbesar dengan pertumbuhan tercepat di se-Asia Tenggara dengan penetrasi internet yang cepat. Indonesia telah mencatat lonjakan sebesar 26% di akses internet melalui perangkat mobile, meningkat dari 22% (2009) menjadi 48% (2010).
     Menurut Vice President CDMA Development Group Joseph R Lawrence, di sela - sela media round table di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (27/4/2010) yang dikutip oleh Susetyo Dwi Prihadi - Okezone ,pada tahun 2010 ini pelanggan CDMA di Indonesia diprediksi akan mencapai 41 juta pelanggan. Meningkat di 2011 dengan kisaran angka 47 juta, sehingga pada 2014 Qualcomm meyakini sekitar 61 juta pelanggan telekomunikasi di Indonesia akan menggunakan CDMA.
Kerangka pemikiran dan Hipotesis
     Menurut Kotler dan Amstrong (1997) ada beberapa faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumendidalam pembelian, antara lain adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. 
  • Faktor Budaya
            Salah satu penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Budaya merupakan sesuatu yang perlu dipelajari, konsumen tidak dilahirkan untuk secara spontan mengerti tentang nilai dan norma atas kehidupan sosial, melainkan mereka harus belajar tentang apa yang diterima dari keluarga dan lingkungannya. Contohnya adalah kultur dan kelas sosial membentuk segmen pasar tersendiri yang memerlukan barang yang tidak sama. Kebutuhan berinternet pelajar/pekerja di jawa barat dapat berbeda dengan kebutuhan ber internet pelajar/pekerja di wilayah DKI Jakarta.  
  • Faktor sosial
             Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. 
  • Faktor Kepribadian,
            Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi atau individu. Karakteristik tersebut meliputi usia dan siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian, gaya hidup dan konsep diri. Usia dan tahapan siklus hidup konsumen mempunyai pengaruh penting terhadap perilaku konsumen. Seberapa usia konsumen biasanya menunjukkan produk apa yang menarik baginya untuk dibeli. Selera konsumen pada makanan, pakaian,mobil, mebel, dan rekreasi sering dihubungkan dengan usia.  
  • Faktor Psikologi utama/kejiwaan, 
            Pilihan pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.(Kotler, 1996). Motivasi, konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu, beberapa kebutuhan bersifat biogenis. Persepsi, seseorang konsumen yang termotivasi akan siap untuk bertindak, bagaimana seorang konsumen yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu.


METODOLOGI PENELITIAN
     Jakarta dijadikan lokasi penelitian karena DKI Jakarta merupakan ibukota negara dimana keunggulannya berupa jumlah penduduk yang tinggi (sekitar 10 juta jiwa) dan karakter penduduk yang memiliki mobilitas tinggi. Pola hidup dan kerja penduduk Jakarta menumbuhkan permintaan akan teknologi internet yang bukan hanya untuk memenuhi fasilitas kerja namun sudah menjadi gaya hidup dan kemudahan mobilitas.
     Penelitian dilakukan di Jakarta dari bulan November 2009 sampai dengan Maret 2010. Jenis penelitian yang dilakukan adalah pengujian hipotesis yaitu untuk menjelaskan pengaruh antara dua variabel dengan pendekatan metode deskriptif dan kuantitatif.
     Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna handphone yang dilengkapi modem untuk internet (mobile internet), khususnya yang menggunakan simcard dari operator telekomunikasi CDMA yang menggunakan paket layanan data “unlimited internet”, di sekitar wilayah DKI Jakarta. Peneliti pada awalnya melakukan sampel kewilayahan, berhubung peneliti mengalami kesulitan untuk mendapatkan angka untuk data primer populasi pengguna mobile internet dengan paket layanan data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta , dan mengikuti aturan ilmu statistika mengenai desain dan prosedur sampling,akhirnya peneliti menggunakan Non Probability Sampling,dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
     Dari hasil pengolahan data responden, bahwa jenis kelamin responden lakilaki lebih banyak, dengan prosentase mencapai (69%) dibanding perempuan hanya (31%).Keadaan tersebut menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak memiliki peluang untuk akses internet dibanding perempuan.
     Menurut survei dari Nielsen Mobile July 2008, pengguna Mobile Internet adalah pria/laki-laki 56 persen dan 44 persen adalah perempuan/wanita. Di beberapa Negara maju seperti Amerika sekitar 66 persen(%) adalah laki-laki, Di Jerman, dimana 75 persen dari pengguna internet mobile adalah laki-laki.
     Tingginya pengguna mobile internet yang menggunakan akses Unlimited internet CDMA dari gender laki-laki pada penelitian ini,dikarenakan jumlah responden pria pada penelitian ini adalah lebih banyak dari wanita,selain itu ada kecenderungan bahwa pria/laki-laki lebih menyukai eksplorasi terhadap perkembangan teknologi komunikasi informasi dengan memanfaatkan internet dan sesuai hasil survei yang telah diuraikan diatas masih didominasi oleh pria/laki-laki.
 
SARAN
1.   Pengembangan Ilmu Pengetahuan
          Penelitian lanjutan dapat dilanjutkan dengan melibatkan lebih banyak faktor dan sampel dari populasi yang lebih besar dan belum tergali yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian paket layanan data unlimited internet baik dari operator telekomunikasi CDMA maupun ISP, sehingga dapat diketahui lebih detail faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen didalam keputusan pembelian produk/layanan dari operator telekomunikasi/bisnis yang sejenis.

Kesimpulan :  Memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian paket layanan data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta, untuk selalu meningkatkan variabel Faktor Psikologi dengan dimensi motivasi–Kepercayaan dan Sikap, karena didalam penelitian ini, variabel Faktor tersebut memiliki pengaruh dominan terhadap motivasi konsumen untuk pembelian, seperti pelayanan internet yang bertanggung jawab (no access porn web), mendidik dan konsisten terhadap layanan, kualitas & harga

Sumber << http://www.scribd.com/doc/88231286/04-Jurnal-Handy>>

PROPOSAL PENELITIAN (METODE RISET 2)

ANALISIS JURNAL 2


PROPOSAL


 JUDUL : ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN PADA APLIKASI BAURAN PEMASARAN
SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
(STUDI KASUS PADA HYPERMART CABANG KELAPA GADING)


DISUSUN OLEH
Raditya Priantama Galira
NPM 18210161


LATAR BELAKANG


            Kondisi persaingan yang terjadi dalam industri bisnis eceran (bisnis ritel) di Indonesia saat ini semakin ketat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya para pendatang baru yang masuk di industri bisnis ritel dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa perusahaan ritel besar seperti Makro, Giant, Hypermart, dan Carrefour menjadi pemain utama yang mendominasi industri bisnis ritel di Indonesia. Berdasarkan data, saat ini tercatat ada 62 perusahaan ritel dengan jumlah gerai sekitar 2.700 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia (www.republika.co.id, 2006). Gerai-gerai tersebut paling banyak terdapat di pulau Jawa dan sebagian pulau Sumatera. Pertumbuhan bisnis ritel berbeda dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan tradisional (pasar). Di Jakarta dan kota-kota besar lainnya dipenuhi oleh pusat perbelanjaan modern seperti hypermarket, supermarket, dan minimarket yang mendorong pertumbuhan bisnis ritel.
          Hypermarket merupakan perusahaan ritel terbesar yang menyediakan berbagai macam barang-barang kebutuhan secara lengkap dan hampir semua produk yang dibutuhkan oleh konsumen tersedia di hypermarket. Supermarket merupakan perusahaan ritel yang menyediakan berbagai macam barang-barang kebutuhan sehari-hari mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan bahan makanan. Supermarket hanya dapat ditemukan di berbagai tempat tertentu saja. Supermarket berbeda dengan minimarket. Minimarket dapat ditemukan dimanapun, namun barang-barang kebutuhan yang disediakan di minimarket tidak selengkap barang yang dijual di supermarket yang memang dari segi ukuran bangunan fisik lebih besar sehingga lebih lengkap dalam menyediakan berbagai macam barang-barang kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen.
        
          Aplikasi bauran pemasaran yang mencakup produk, harga, distribusi, dan promosi pada bisnis ritel ditemukan dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan (Harald, 1993). Apabila kepuasan pelanggan terwujud, maka loyalitas terhadap perusahaan ritel juga akan terwujud, karena loyalitas yang ditekankan terhadap perusahaan ritel merupakan faktor penting dalam kesuksesan pedagang eceran dan kemampuan tempat perbelanjaan tersebut dalam bertahan. Selain itu di era pasar modern sekarang ini, loyalitas terhadap tempat perbelanjaan dapat ditentukan langsung oleh ekspektasi pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan ataupun juga bauran pemasaran yang diterapkan.
         Hypermart merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar yang mendominasi industri bisnis ritel di Indonesia. Hypermart tidak hanya menjual berbagai macam bahan makanan tetapi juga menyediakan berbagai macam barang-barang rumah tangga, barang-barang elektronik, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Hypermart memiliki banyak cabang yang tersebar di hampir seluruh wilayah Jabodetabek dan seluruh kota-kota besar di Indonesia. Hypermart memiliki tempat perbelanjaan yang sangat besar dan luas yang berada di satu areal lantai.
         
TINJAUAN TEORI

Bauran Pemasaran
          Kunci sukses untuk mengembangkan strategi pemasaran yaitu mempertahankan bauran pemasaran yang tepat yang memuaskan pelanggan sasaran dan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Bauran pemasaran mencakup empat macam aktivitas pemasaran utama yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan pemasaran yang dinamis (Ferrell, 2008).
          Produk adalah barang, jasa, atau ide yang memiliki atribut tangible (berwujud) atau intangible (tidak berwujud) yang memberikan kepuasan dan manfaat pada konsumen. Produk merupakan variabel yang penting dari bauran pemasaran karena jika produk yang ditawarkan oleh perusahaan tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen maka penjualan produk tersebut akan sulit dan daur hidup produk menjadi lebih singkat.
          Harga merupakan nilai yang ditempatkan pada produk atau jasa yang ditukarkan antara pembeli dan penjual. Pembeli akan menukarkan sumber daya yang dimilikinya (dalam bentuk pendapatan, kredit, kekayaan) untuk mendapatkan kepuasan atau manfaat produk. Pemasar menganggap harga sebagai elemen kunci dari bauran pemasaran karena harga berhubungan secara langsung dengan pendapatan dan profit yang didapat oleh perusahaan. Harga merupakan elemen marketing mix yang paling fleksibel karena harga dapat diubah dengan cepat untuk menstimulasi permintaan atau merespon tindakan pesaing.
      Promosi merupakan bentuk komunikasi persuasif yang mencoba untuk mendorong pertukaran pemasaran dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi untuk menerima barang, jasa, dan ide. Promosi mencakup periklanan, penjualan pribadi, publisitas, dan promosi penjualan. Dalam merencanakan aktivitas promosi, pendekatan integrated marketing communication (mengkoordinasi elemen bauran pemasaran promosi dan mensinkronisasi promosi sebagai satu kesatuan) dapat menghasilkan pesan yang diinginkan bagi pelanggan.

Bauran Pemasaran, Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan
         Aplikasi bauran pemasaran yang mencakup produk, harga, distribusi, dan promosi ditemukan dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan pada bisnis ritel (Harald, 1993). Konsep produk dalam hal ini mengacu pada kualitas produk, merek, dan lini produk. Diferensiasi produk melalui merek yang kuat dan keunikan produk menjadi hal yang penting bagi perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif (Farris et al., 1988; Day dan Wensly, 1983 dalam Harald, 1983). Kemampuan perusahaan untuk memberikan produk yang berkualitas sesuai dengan harapan konsumen dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen pada perusahaan tersebut (Frazier et al., 1988 dalam Harald, 1993).
       
        Bauran pemasaran tersebut menghasilkan persepsi konsumen karena pelanggan mengkonsumsi suatu barang dan diharapkan sesuai dengan persepsi mereka. Setelah melakukan konsumsi, jika konsumen merasa tidak sesuai dengan persepsinya, maka konsumen merasa tidak puas. Sebaliknya, jika konsumen merasa sesuai dengan persepsinya, maka mereka merasa puas. Konsumen yang puas akan melakukan konsumsi ulang. Setelah mengkonsumsi ulang, jika konsumen merasa tidak sesuai dengan persepsinya, maka konsumen akan merasa tidak puas. Namun jika pelanggan merasa masih sesuai dengan persepsinya, maka akan menciptakan terjadinya loyalitas.

 METODE PENELITIAN

         Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan secara terinci suatu gejala atau fenomena yang diamati. Menurut Umar (1997), metode penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu serta menjawab pertanyaan yang menyangkaut sesuatu pada saat riset sedang berlangsung.
  
Objek Penelitian 
        Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi di sekitar Kelapa Gading Trade Centre dengan menggunakan Hypermart cabang Kelapa Gading sebagai objek lokasi penelitian. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa Hypermart merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang besar, luas dan lengkap; dan Hypermart terletak di lokasi strategis yang menjadi tempat perbelanjaan yang mana daerah tersebut dekat dengan pertokoan dan perumahan sehingga memudahkan konsumen dalam berbelanja.

Definisi Operasional

a. Produk
    Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk bisa digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen guna memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Variabel ini mencakup kuantitas produk (produk tersedia dalam jumlah yang cukup banyak), kualitas produk (kondisi produk dalam keadaan yang baik), dan kelengkapan/ variasi produk (semua tipe/ rasa/ ragam tersedia).

b. Harga
    Harga adalah penilaian terhadap suatu barang yang harus dibayar oleh konsumen untuk bisa memperoleh atau mendapatkan barang tersebut. Variabel harga mencakup kemurahan harga, adanya voucher belanja, dan adanya diskon.

c. Tempat
   Tempat adalah lokasi yang digunakan untuk proses penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Variabel tempat mencakup lokasi yang strategis, akses ke lokasi yang mudah dijangkau, penempatan layout produk yang rapi dan teratur, keluasan areal dan kenyamanan suasana belanja, dan keluasan areal dan keamanan parkir kendaraan.

d. Promosi
    Promosi adalah proses penyebaran informasi yang bertujuan mempengaruhi atau membujuk konsumen atas suatu produk yang ditawarkan agar konsumen bersedia menerima dan membeli suatu produk yang ditawarkan tersebut. Variabel promosi mencakup periode jangka waktu promosi yang lebih diperpanjang, media promosi yang disampaikan melalui brosur dan spanduk, dan bentuk promosi yang ditawarkan melalui
kupon undian, dan hadiah langsung untuk total belanja tertentu.

e. Loyalitas
    Loyalitas merupakan komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko/ pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Variabel ini mencakup kemungkinan konsumen untuk kembali datang berbelanja ke tempat yang sama di masa mendatang.

Setiap item pertanyaan variabel diukur dengan skala likert dengan bobot 1 sampai 5 yaitu mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).

Populasi dan Sampel
         Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling, yaitu setiap elemen dalam populasi memiliki probabilitas yang sama untuk menjadi sampel (Sekaran, 1992; Cooper dan Emory, 1995). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading pada waktu dan tempat dimana penelitian ini dilakukan. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 100 orang.


Teknik Pengumpulan Data
        Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang dalam hal ini adalah konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading. Kuesioner yang dibagikan kepada responden bersifat tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan variasi jawaban yang telah disediakan.


Metode Analisis Data

        Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap aplikasi bauran pemasaran. Analisa dilakukan dengan tabel distribusi frekuensi dan perhitungan nilai rata-rata (mean). Distribusi frekeunsi digunakan untuk menghitung besarnya frekuensi data dari masing-masing kategori data. Sedangkan nilai rata-rata (mean) digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbandingan antara dua kelompok nilai/ lebih.
        Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata (mean) untuk mengetahui penilaian responden terhadap aplikasi bauran pemasaran dan loyalitas kepuasan belanja konsumen dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Supranto (1994):
Mean = Σ fi xi
                n
       Dimana: fi merupakan jumlah frekuensi, xi merupakan nilai/ bobot variabel, dan n merupakan jumlah responden. Pengelompokan setiap indikator dihitung berdasarkan pemberian bobot nilai yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan cara perhitungan rentang skala yang diperoleh sebagai berikut:

       Nilai tertinggi = total responden x bobot tertinggi
                            =                  100 x 5                                        = 500
      Nilai terendah = total responden x bobot terendah
                            =                  100 x 1                                        = 100
      Rentang skala = nilai tertinggi – nilai terendah    = 500 - 100    = 80
                                                Kelas                              5
Interpretasi hasil perhitungan rata-rata:

4,21 – 5,00 = Sangat Setuju (SS)
3,41 – 4,20 = Setuju (S)
2,61 – 3,40 = Cukup Setuju (CS)
1,81 – 2,60 = Kurang Setuju (KS)
1,00 – 1,80 = Tidak Setuju (TS)
       Untuk menganalisis hubungan antara persepsi konsumen pada aplikasi bauran pemasaran dan loyalitas, peneliti menggunakan analisis non-parametrik dengan uji Cochran. Menurut Santoso (2004), analisis uji Cochran digunakan untuk menguji tiga sampel atau lebih yang saling berhubungan dengan catatan reaksi (hasil) terhadap suatu perlakuan hanya diyatakan dalam dua nilai, yaitu 0 dan 1 dan data berskala nominal.
       Kriteria uji cochran adalah jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, artinya terdapat hubungan antar variabel yang diteliti dan jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antar variabel yang diteliti.
       Cara mengklasifikasikan persepsi konsumen untuk aplikasi bauran pemasaran
terhadap loyalitas yaitu:
0 = Untuk persepsi tidak setuju, kurang setuju dan cukup setuju.
1 = Untuk persepsi setuju dan sangat setuju.


 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
        Karakteristik responden menurut usia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia dibawah 35 tahun, yakni sebanyak 71 orang (71%) responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart rata-rata berusia dibawah 35 tahun dengan persentase terbanyak adalah usia 31-35 tahun.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden


Usia
Frekuensi
Presentase
< 25 tahun
16
16%
26 – 30 tahun
22
22%
31 – 35 tahun
33
33%
36 – 40 tahun
18
18%
> 40 tahun
11
11%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

        Karakteristik responden menurut pekerjaan tercantum pada Tabel 2. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai karyawan/ pegawai, yakni sebanyak 62 orang (62%) responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading rata-rata bekerja sebagai karyawan/ pegawai.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden


Pekerjaan
Frekuensi
Presentase
Pelajar/ Mahasiswa
6
6%
Wiraswasta
12
12%
Karyawan/ Pegawai
62
62%
Ibu Rumah Tangga
17
17%
Lainnya
3
3%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

         Data tentang pendapatan responden per bulan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pendapatan per bulan kurang dari Rp 5.000.000, yakni sebanyak 73 orang (73%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading memiliki pendapatan per bulan menengah ke bawah yaitu kurang dari Rp 5.000.000 per bulan.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden per Bulan


Pendapatan per Bulan
Frekuensi
Presentase
< Rp 2,5 juta
37
37%
Rp 2,5 juta – Rp 5 juta
36
36%
Rp 5 juta – Rp 10 juta
16
16%
> Rp 10 juta
11
11%
Total
100
100%
< Rp 2,5 juta
37
37%
Sumber: data penelitian diolah

         Data tentang frekuensi belanja responden per minggu di Hypermart cabang Kelapa Gading dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berbelanja kurang dari 2 kali per minggu, yakni sebanyak 68 orang (68%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading rata-rata berbelanja kurang dari 2 kali per minggu.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Belanja Responden per Minggu di Hypermart


Frekuensi Belanja per Minggu
Frekuensi
Presentase
< 2 kali
68
68%
2 – 4 kali
22
22%
> 4 kali
10
10%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

        Data rata-rata pengeluaran untuk sekali berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading tercantum pada Tabel 5. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berbelanja dibawah Rp 300.000 untuk sekali belanja, yakni sebanyak 64 orang (64%) sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading rata-rata mengeluarkan uang antara Rp 200.000–Rp 300.000 untuk sekali berbelanja.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Rata-Rata Pengeluaran Responden untuk Sekali Berbelanja di Hypermart


Rata-rata Pengeluaran Responden untuk Sekali Berbelanja
Frekuensi
Presentase
< Rp 200.000
27
27%
Rp 200.000 – Rp 300.000
37
37%
Rp 300.001 – Rp 400.000
16
16%
Rp 400.001 – Rp 500.000
7
7%
Sumber: data penelitian diolah

       Data tentang kemungkinan responden berbelanja di Hypermart cabang lain dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak berbelanja di Hypermart cabang lain selain di Hypermart cabang Kelapa Gading, yakni sebanyak 60 orang (60%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading rata-rata tidak berbelanja di Hypermart cabang lain.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kemungkinan Berbelanja di Hypermart Cabang Lain


Kemungkinan Berbelanja di Hypermart Cabang Lain
Frekuensi
Presentase
Tidak
60
60%
Ya
40
40%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

         Data tentang loyalitas responden berbelanja di Hypermart dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memutuskan untuk tetap terus berbelanja di Hypermart, yakni sebanyak 89 orang (89%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart rata-rata memiliki tingkat loyalitas yang tinggi karena mereka memutuskan untuk tetap terus berbelanja di Hypermart.


Tabel 7. Distribusi Frekuensi Loyalitas Berbelanja di Hypermart


Kemungkinan Tetap Berbelanja di Hypermart
Frekuensi
Presentase
Tidak
11
11%
Ya
89
89%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

        Data tentang tempat berbelanja alternatif responden selain di Hypermart dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memutuskan untuk berbelanja di Carrefour selain di Hypermart, yakni sebanyak 84 orang (84%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart rata-rata memilih Carrefour sebagai tempat berbelanja alternatif selain di Hypermart. Hal ini juga menunjukkan bahwa Carrefour merupakan pesaing terbesar dari Hypermart.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tempat Berbelanja Alternatif Responden


Tempat Berbelanja Alternatif
Frekuensi
Presentase
Carrefour
84
84%
Makro
3
3%
Diamond
3
3%
Farmers Market
5
5%
Superindo
5
5%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

Hasil Analisis Persepsi Responden Mengenai Bauran Pemasaran
1. Produk

a. Produk yang Dijual di Hypermart Lengkap

Tabel 9. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, produk yang dijual di Hypermart lengkap”


Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
2
2%
Cukup Setuju
23
23%
Setuju
55
55%
Sangat Setuju
20
20%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 55 responden atau 55% menyatakan setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart lengkap. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,93. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa produk yang dijual di Hypermart lengkap. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart lengkap.

b. Produk yang Dijual di Hypermart Bervariasi

Tabel 10. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, produk yang dijual di Hypermart bervariasi”


Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
6
5%
Cukup Setuju
9
9%
Setuju
63
63%
Sangat Setuju
22
22%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 63 orang responden atau 63% menyatakan setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart bervariasi. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,01. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa produk yang dijual di Hypermart bervariasi. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart
bervariasi.

c. Produk yang Dijual di Hypermart Memiliki Kualitas yang Bagus
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 60 orang responden atau 60% menyatakan setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart memiliki kualitas bagus. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,96. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa produk yang dijual di Hypermart memiliki kualitas bagus.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, produk yang dijual di Hypermart memiliki kualitas bagus”


Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
2
2%
Cukup Setuju
19
19%
Setuju
60
60%
Sangat Setuju
11
11%
Total
100
100%


Sumber: data penelitian diolah

        Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart memiliki kualitas bagus.

d. Produk yang Dijual di Hypermart Tersedia Dalam Kuantitas yang Cukup Banyak
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 12 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 47 orang responden atau 47% menyatakan setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart tersedia dalam kuantitas yang cukup banyak.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, produk yang dijual di Hypermart tersedia dalam kuantitas yang cukup banyak”


Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
5
5%
Cukup Setuju
18
18%
Setuju
47
47%
Sangat Setuju
30
30%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

        Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,02. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa produk yang dijual di Hypermart tersedia dalam kuantitas yang cukup banyak. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart tersedia dalam kuantitas yang cukup banyak.

2. Harga
a. Harga yang Ditawarkan oleh Hypermart Murah

Tabel 13. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, harga yang ditawarkan oleh Hypermart murah”
 
Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
9
9%
Cukup Setuju
43
43%
Setuju
41
41%
Sangat Setuju
7
7%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 13 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 43 orang responden atau 43% menyatakan cukup setuju bahwa harga yang ditawarkan oleh Hypermart murah. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,46. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa harga yang ditawarkan oleh Hypermart murah. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa harga yang ditawarkan oleh Hypermart murah.

b. Voucher Belanja Menarik Minat Berbelanja
        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 14 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 49 orang responden atau 49% menyatakan setuju bahwa dengan adanya voucher belanja menarik minat saya untuk berbelanja. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,06. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa dengan adanya voucher belanja menarik minat saya untuk berbelanja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa voucher belanja dapat menarik minat mereka untuk berbelanja.

Tabel 14. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, dengan adanya voucher belanja menarik minat saya untuk berbelanja”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Tidak Setuju
2
2%
Kurang Setuju
5
5%
Cukup Setuju
11
11%
Setuju
49
49%
Sangat Setuju
33
33%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

c. Diskon Menarik Minat Berbelanja
        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 15 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 48 orang responden atau 48% menyatakan sangat setuju bahwa dengan adanya discount menarik minat saya untuk berbelanja. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,43. Angka ini berada dalam interval 4,21 – 5,00 yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa dengan adanya discount menarik minat saya untuk berbelanja

Tabel 15. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, dengan adanya diskon menarik minat saya
untuk berbelanja”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Cukup Setuju
5
5%
Setuju
47
47%
Sangat Setuju
48
48%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

        Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart sangat setuju bahwa discount dapat menarik minat mereka untuk berbelanja.

3. Tempat
a. Lokasi Hypermart Kelapa Gading Strategis
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 41 orang responden atau 41% dari total responden menyatakan sangat setuju bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading strategis. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,98. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading strategis. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading strategis.

Tabel 16. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, lokasi Hypermart di Kelapa Gading strategis”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Tidak Setuju
1
1%
Kurang Setuju
13
13%
Cukup Setuju
14
14%
Setuju
31
31%
Sangat Setuju
41
41%
Total
100
100%

Sumber: data penelitian diolah

b. Lokasi Hypermart Kelapa Gading Mudah Dijangkau

Tabel 17. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, lokasi Hypermart di Kelapa Gading mudah
untuk dijangkau”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
13
13%
Cukup Setuju
12
12%
Setuju
44
44%
Sangat Setuju
31
31%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 17 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 44 orang responden atau 44% menyatakan setuju bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading mudah untuk dijangkau. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,93. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading mudah untuk dijangkau. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading mudah untuk dijangkau.

c. Areal Belanja Hypermart Cukup Luas
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 18 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 56 orang responden atau 56% menyatakan setuju bahwa areal belanja di Hypermart cukup luas.

Tabel 18. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, areal belanja di Hypermart cukup luas”


Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
3
3%
Cukup Setuju
9
9%
Setuju
56
56%
Sangat Setuju
32
32%
Total
100
100%

        Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,17. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa areal belanja di Hypermart cukup luas. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa areal belanja di Hypermart cukup luas.

d. Suasana Belanja Hypermart Nyaman

Tabel 19. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, suasana belanja di Hypermart nyaman”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Cukup Setuju
10
10%
Setuju
46
46%
Sangat Setuju
44
44%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 19 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 46 orang responden atau 46% menyatakan setuju bahwa areal belanja di Hypermart cukup luas. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,34. Angka ini berada dalam interval 4,21 – 5,00 yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa suasana belanja di Hypermart nyaman. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa suasana belanja di Hypermart nyaman.

e. Penempatan Produk Tertata Rapi Sehingga Mudah Dicari
 
Tabel 20. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, penempatan produk disusun secara rapi dan
teratur sehingga saya lebih mudah untuk mencari produk yang diinginkan”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
1
1%
Cukup Setuju
21
21%
Setuju
41
41%
Sangat Setuju
37
37%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 20 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 41 orang responden atau 41% menyatakan setuju bahwa penempatan produk disusun secara rapi dan teratur sehingga saya lebih mudah untuk mencari produk yang diinginkan. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,14. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa penempatan produk disusun secara rapi dan teratur sehingga saya lebih mudah untuk mencari produk yang
diinginkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa penempatan produk disusun secara rapi dan teratur sehingga mereka lebih mudah mencari produk yang diinginkan.

f. Areal Parkir Hypermart Luas
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 21 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 44 orang responden atau 44% menyatakan setuju bahwa areal parkir di Hypermart luas. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,03.

Tabel 21. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, areal parkir di Hypermart luas”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Tidak Setuju
1
1%
Kurang Setuju
7
7%
Cukup Setuju
14
14%
Setuju
44
44%
Sangat Setuju
34
34%
Total
100
100%

Sumber: data penelitian diolah

       Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa areal parkir di Hypermart luas. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa areal parkir di Hypermart luas.

g. Areal Parkir Hypermart Aman

Tabel 22. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, areal parkir di Hypermart aman”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
5
5%
Cukup Setuju
18
18%
Setuju
54
54%
Sangat Setuju
23
23%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 22 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 54 orang responden atau 54% menyatakan setuju bahwa areal parkir di Hypermart aman. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,95. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa areal parkir di Hypermart aman. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa areal parkir di Hypermart aman.

h. Kemudahan Mencari Parkir di Hypermart

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 23 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 55 responden atau 55% menyatakan setuju bahwa mudah untuk mencari parkir di Hypermart. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,93. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa mudah untuk mencari parkir di Hypermart. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa mereka mudah untuk mencari parkir di Hypermart.

Tabel 23. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, mudah untuk mencari parkir di Hypermart”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
4
4%
Cukup Setuju
20
20%
Setuju
55
55%
Sangat Setuju
21
21%
Total
100
100%
Sumber: data penelitian diolah

4. Promosi
a. Jangka Waktu Promosi Hypermart Diperpanjang 

Tabel 24. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, jangka waktu promosi di Hypermart lebih
diperpanjang”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
3
3%
Cukup Setuju
23
23%
Setuju
36
36%
Sangat Setuju
38
38%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

       Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 24 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 53 orang responden atau 53% menyatakan sangat setuju bahwa jangka waktu promosi di Hypermart lebih diperpanjang. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,34. Angka ini berada dalam interval 4,21 – 5,00 yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa jangka waktu promosi di Hypermart lebih diperpanjang. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart sangat setuju bahwa jangka waktu promosi di Hypermart lebih diperpanjang.

b. Media Promosi Melalui Brosur Menarik Minat Berbelanja

Tabel 25. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, media promosi yang ditawarkan melalui brosur
menarik minat saya untuk berbelanja”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Tidak Setuju
2
2%
Kurang Setuju
1
1%
Cukup Setuju
11
11%
Setuju
33
33%
Sangat Setuju
53
53%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah
        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 25 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 38 responden atau 38% menyatakan sangat setuju bahwa jangka waktu promosi di Hypermart lebih diperpanjang. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,09. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa media promosi yang ditawarkan melalui brosur menarik minat saya untuk berbelanja. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa media promosi yang ditawarkan melalui brosur menarik minat mereka untuk berbelanja.

c. Media Promosi Melalui Spanduk Menarik Minat Berbelanja

Tabel 26. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, media promosi yang ditawarkan melalui
spanduk menarik minat saya untuk berbelanja”


Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
4
4%
Cukup Setuju
26
26%
Setuju
51
51%
Sangat Setuju
19
19%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 26 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 51 orang responden atau 51% menyatakan setuju bahwa media promosi yang ditawarkan melalui spanduk menarik minat saya untuk berbelanja.Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa media promosi yang ditawarkan melalui spanduk menarik minat mereka untuk berbelanja.

d. Bentuk Promosi Hadiah Langsung Menarik Minat Berbelanja

Tabel 27. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, bentuk promosi dengan mendapatkan hadiah
langsung untuk total belanja dengan jumlah tertentu menarik minat saya untuk berbelanja”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Kurang Setuju
1
1%
Cukup Setuju
9
9%
Setuju
36
36%
Sangat Setuju
54
54%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

         Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 27 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 54 responden atau 54% menyatakan sangat setuju bahwa bentuk promosi dengan mendapatkan hadiah langsung untuk total belanja dengan jumlah tertentu menarik minat saya untuk berbelanja. Perhitungan nilai mean yang menghasilkan angka 4,43. Angka ini berada dalam interval 4,21 – 5,00 yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa bentuk promosi dengan mendapatkan hadiah langsung untuk total belanja dengan jumlah tertentu menarik minat saya untuk berbelanja. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas konsumen yang berbelanja di Hypermart sangat setuju bahwa bentuk promosi dengan mendapatkan hadiah langsung untuk total belanja dengan jumlah tertentu menarik minat mereka untuk berbelanja.

e. Bentuk Promosi Kupon Undian Menarik Minat Berbelanja

Tabel 28. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, bentuk promosi dengan mendapatkan kupon
undian menarik minat saya untuk berbelanja”

Persepsi
Frekuensi
Presentase
Tidak Setuju
2
2%
Kurang Setuju
7
7%
Cukup Setuju
22
22%
Setuju
36
36%
Sangat Setuju
33
33%
Total
100
100%
  Sumber: data penelitian diolah

        Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 27 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 36 orang responden atau 36% menyatakan setuju bahwa bentuk promosi dengan mendapatkan kupon undian menarik minat saya untuk berbelanja. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,91. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa bentuk promosi dengan mendapatkan kupon undian menarik minat saya untuk berbelanja. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa bentuk promosi dengan mendapatkan kupon undian menarik minat mereka untuk berbelanja.

Hasil Analisis Perhitungan Nilai Mean Bauran Pemasaran

1. Perhitungan Mean Variabel Produk
Perhitungan mean variabel produk menghasilkan angka sebesar 3,98 yang berada dalam interval 3,41 - 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap variabel produk dikatakan setuju dan konsumen puas terhadap variabel produk.
2. Perhitungan Mean Variabel Harga
Perhitungan mean variabel harga menghasilkan angka sebesar 3,98 yang berada dalam interval rentang skala 3,41 - 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap variabel harga dikatakan setuju dan konsumen puas terhadap variabel harga.
3. Perhitungan Mean Variabel Tempat
Perhitungan mean variabel tempat menghasilkan angka sebesar 4,00 yang berada dalam interval rentang skala 3,41 - 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap variabel tempat dikatakan setuju dan konsumen puas terhadap variabel tempat.
4. Perhitungan Mean Variabel Promosi
Perhitungan mean variabel promosi menghasilkan angka sebesar 4,12 yang berada dalam interval rentang skala 3,41 - 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap variabel promosi dikatakan setuju dan konsumen puas terhadap variabel promosi.
5. Perhitungan Mean Aplikasi Bauran Pemasaran

Tabel 29. Perhitungan Mean Aplikasi Bauran Pemasaran

Nomor
Aplikasi Bauran Pemasaran
Nilai Mean
1
Produk
3,98
2
Harga
3,98
3
Tempat
4
4
Promosi
4,12

Nilai rata-rata/ mean
4,02
Sumber: data penelitian diolah

Tabel 29 menunjukkan hasil perhitungan mean aplikasi bauran pemasaran. Dari hasil perhitungan mean aplikasi bauran pemasaran diperoleh angka sebesar 4,02. Angka ini berada dalam interval rentang skala 3,41 – 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen setuju atau puas terhadap aplikasi bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat dan promosi yang diterapkan oleh Hypermart.

Hasil Analisis Hubungan Persepsi Konsumen terhadap Aplikasi Bauran Pemasaran dan Loyalitas dengan Uji Cochran
1. Hasil Analisis Uji Cochran Produk terhadap Loyalitas
Tabel 30 menunjukkan hasil analisis uji cochran untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel produk dan loyalitas atau tidak.
 
Tabel 30. Uji Cochran Produk terhadap Loyalitas
Frequencies                                                  Test Statistics
               
-->

Value
    
0
1
Produk
15
85
Loyalitas
11
89
N
100
Cochran's Q
,615(a)
df
1
Asymp. Sig.
,433





Sumber: data penelitian diolah                                         a 1 is treated as a success.

Hasil analisis uji cochran menunjukkan angka probabilitas 0,433. 
Karena probabilitas ini berada diatas 0,05 (0,433 > 0,005) maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel produk dan loyalitas. loyalitas pelanggan pada perusahaan ritel. Perbedaan temuan ini dapat disebabkan karena konsep promosi di perusahaan ritel tidak hanya sebatas pada periklanan tetapi juga mencakup pelayanan yang diberikan oleh para pramuniaga kepada konsumen. Kontak interpersonal antara pramuniaga dengan konsumen menjadi faktor penting yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap perusahaan ritel. Dalam hal ini, mungkin pelayanan yang diberikan oleh pramuniaga Hypermart kurang memuaskan konsumen.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
          Penelitian ini menemukan empat hal utama. Pertama, persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran yang diterapkan oleh Hypermart cabang Kelapa Gading ditemukan positif. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis perhitungan mean pada variabel produk, harga, tempat, dan promosi yang kesemuanya menghasilkan angka dalam rentang skala 3,41 - 4,20 yang berarti konsumen setuju dengan bauran pemasaran yang diterapkan oleh Hypermart. Kedua, penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat kepuasan yang ditunjukkan oleh konsumen Hypermart sangat tinggi karena dari 100 orang responden yang diteliti, terdapat 89 orang (89%) yang memutuskan untuk tetap terus berbelanja di Hypermart. Ketiga, hasil analisis menggunakan uji cochran menemukan bahwa bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat, dan promosi tidak semuanya berhubungan dengan loyalitas. Variabel promosi ditemukan tidak berhubungan dengan loyalitas karena konsep promosi di perusahaan ritel tidak hanya sebatas pada periklanan tetapi juga mencakup pelayanan yang diberikan oleh para pramuniaga kepada konsumen. Keempat, penelitian ini menemukan bahwa variabel tempat memiliki hubungan yang paling kuat terhadap loyalitas konsumen yang berbelanja di Hypermart.

Saran
          Penelitian mendatang hendaknya menggunakan sampel yang lebih banyak dan luas cakupannya serta tidak hanya terbatas pada konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading saja sehingga dengan demikian hasil penelitian ini dapat lebih digeneralisasikan. Disamping itu, penelitian mendatang akan jauh lebih menarik jika perusahaan ritel yang dijadikan sebagai obyek penelitian lebih dari satu sehingga hasilnya nanti dapat diperbandingkan.

Implikasi Manajerial
          Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan ritel Hypermart untuk tetap terus mempertahankan dan meningkatkan strategi aplikasi bauran pemasarannya, baik dari sisi produk, harga, tempat dan promosi, karena dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Hypermart harus tetap mempertahankan dan menjaga eksistensi agar konsumen tetap menaruh kepercayaan untuk tetap terus berbelanja di Hypermart dengan cara menerima segala masukan dan kritikan dari konsumen serta terus meningkatkan kualitas pelayanannya demi menjaga tingkat loyalitas kepuasan belanja konsumen. Hypermart disarankan untuk lebih gencar membuat promosi dengan lebih menarik agar konsumen lebih tertarik untuk tetap terus loyal berbelanja di Hypermart.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Hawari, Mohammed & Ward, Tony. (2006). The effect of automated service quality on
Australian bank’s financial performance and the mediating role of customer
satisfaction. Marketing Intelligence & Planning, Vol. 24, No. 2: 127-148.

Assael, H. (1998). Consumer behavior and marketing action. 6th ed. Cincinnati OH: South
                         Western College Publishing.

Bellenger, Danny N. & Goldstucker Jac L. (1983). Gold Strucker, Retailing Basic.
                         Homewood. Illinois: Richard D. Irwin, Inc.

Boone, Louis E., & David L. Kurtz. (1995). Contemporary Marketing Plus. 8th edition.
                         International Edition. The Dryden Press.