ANALISIS JURNAL 2
PROPOSAL
JUDUL : ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN PADA APLIKASI BAURAN PEMASARAN
SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
(STUDI KASUS PADA HYPERMART CABANG KELAPA GADING)
DISUSUN OLEH
Raditya Priantama Galira
NPM 18210161
Raditya Priantama Galira
NPM 18210161
LATAR BELAKANG
Kondisi persaingan yang terjadi dalam industri bisnis eceran (bisnis
ritel) di Indonesia saat ini semakin ketat. Hal ini ditandai dengan
semakin banyaknya para pendatang baru yang masuk di industri bisnis
ritel dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa perusahaan ritel besar
seperti Makro, Giant, Hypermart, dan Carrefour menjadi pemain utama yang
mendominasi industri bisnis ritel di Indonesia. Berdasarkan data, saat
ini tercatat ada 62 perusahaan ritel dengan jumlah gerai sekitar 2.700
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia (www.republika.co.id, 2006).
Gerai-gerai tersebut paling banyak terdapat di pulau Jawa dan sebagian
pulau Sumatera. Pertumbuhan bisnis ritel berbeda dengan pertumbuhan
pusat perbelanjaan tradisional (pasar). Di Jakarta dan kota-kota besar
lainnya dipenuhi oleh pusat perbelanjaan modern seperti hypermarket,
supermarket, dan minimarket yang mendorong pertumbuhan bisnis ritel.
Hypermarket merupakan perusahaan ritel terbesar yang menyediakan
berbagai macam barang-barang kebutuhan secara lengkap dan hampir semua
produk yang dibutuhkan oleh konsumen tersedia di hypermarket.
Supermarket merupakan perusahaan ritel yang menyediakan berbagai macam
barang-barang kebutuhan sehari-hari mulai dari kebutuhan rumah tangga
hingga kebutuhan bahan makanan. Supermarket hanya dapat ditemukan di
berbagai tempat tertentu saja. Supermarket berbeda dengan minimarket.
Minimarket dapat ditemukan dimanapun, namun barang-barang kebutuhan yang
disediakan di minimarket tidak selengkap barang yang dijual di
supermarket yang memang dari segi ukuran bangunan fisik lebih besar
sehingga lebih lengkap dalam menyediakan berbagai macam barang-barang
kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen.
Aplikasi bauran pemasaran yang mencakup produk, harga, distribusi, dan
promosi pada bisnis ritel ditemukan dapat mempengaruhi kepuasan dan
loyalitas pelanggan (Harald, 1993). Apabila kepuasan pelanggan terwujud,
maka loyalitas terhadap perusahaan ritel juga akan terwujud, karena
loyalitas yang ditekankan terhadap perusahaan ritel merupakan faktor
penting dalam kesuksesan pedagang eceran dan kemampuan tempat
perbelanjaan tersebut dalam bertahan. Selain itu di era pasar modern
sekarang ini, loyalitas terhadap tempat perbelanjaan dapat ditentukan
langsung oleh ekspektasi pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan
ataupun juga bauran pemasaran yang diterapkan.
Hypermart merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar yang
mendominasi industri bisnis ritel di Indonesia. Hypermart tidak hanya
menjual berbagai macam bahan makanan tetapi juga menyediakan berbagai
macam barang-barang rumah tangga, barang-barang elektronik, dan
barang-barang kebutuhan sehari-hari. Hypermart memiliki banyak cabang
yang tersebar di hampir seluruh wilayah Jabodetabek dan seluruh
kota-kota besar di Indonesia. Hypermart memiliki tempat perbelanjaan
yang sangat besar dan luas yang berada di satu areal lantai.
TINJAUAN TEORI
Bauran Pemasaran
Kunci sukses untuk mengembangkan strategi pemasaran yaitu
mempertahankan bauran pemasaran yang tepat yang memuaskan pelanggan
sasaran dan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Bauran
pemasaran mencakup empat macam aktivitas pemasaran utama yaitu produk,
harga, promosi, dan distribusi yang dapat dikendalikan oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan pemasaran yang dinamis
(Ferrell, 2008).
Produk adalah barang, jasa, atau ide yang memiliki atribut tangible
(berwujud) atau intangible (tidak berwujud) yang memberikan kepuasan dan
manfaat pada konsumen. Produk merupakan variabel yang penting dari
bauran pemasaran karena jika produk yang ditawarkan oleh perusahaan
tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen maka penjualan
produk tersebut akan sulit dan daur hidup produk menjadi lebih singkat.
Harga merupakan nilai yang ditempatkan pada produk atau jasa yang
ditukarkan antara pembeli dan penjual. Pembeli akan menukarkan sumber
daya yang dimilikinya (dalam bentuk pendapatan, kredit, kekayaan) untuk
mendapatkan kepuasan atau manfaat produk. Pemasar menganggap harga
sebagai elemen kunci dari bauran pemasaran karena harga berhubungan
secara langsung dengan pendapatan dan profit yang didapat oleh
perusahaan. Harga merupakan elemen marketing mix yang paling fleksibel
karena harga dapat diubah dengan cepat untuk menstimulasi permintaan
atau merespon tindakan pesaing.
Promosi
merupakan bentuk komunikasi persuasif yang mencoba untuk mendorong
pertukaran pemasaran dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, dan
organisasi untuk menerima barang, jasa, dan ide. Promosi mencakup
periklanan, penjualan pribadi, publisitas, dan promosi penjualan. Dalam
merencanakan aktivitas promosi, pendekatan integrated marketing
communication (mengkoordinasi elemen bauran pemasaran promosi dan
mensinkronisasi promosi sebagai satu kesatuan) dapat menghasilkan pesan
yang diinginkan bagi pelanggan.
Bauran Pemasaran, Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan
Aplikasi bauran pemasaran yang mencakup produk, harga, distribusi, dan
promosi ditemukan dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan
pada bisnis ritel (Harald, 1993). Konsep produk dalam hal ini mengacu
pada kualitas produk, merek, dan lini produk. Diferensiasi produk
melalui merek yang kuat dan keunikan produk menjadi hal yang penting
bagi perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif (Farris et al.,
1988; Day dan Wensly, 1983 dalam Harald, 1983). Kemampuan perusahaan
untuk memberikan produk yang berkualitas sesuai dengan harapan konsumen
dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen pada perusahaan
tersebut (Frazier et al., 1988 dalam Harald, 1993).
Bauran pemasaran tersebut menghasilkan persepsi konsumen karena
pelanggan mengkonsumsi suatu barang dan diharapkan sesuai dengan
persepsi mereka. Setelah melakukan konsumsi, jika konsumen merasa tidak
sesuai dengan persepsinya, maka konsumen merasa tidak puas. Sebaliknya,
jika konsumen merasa sesuai dengan persepsinya, maka mereka merasa puas.
Konsumen yang puas akan melakukan konsumsi ulang. Setelah mengkonsumsi
ulang, jika konsumen merasa tidak sesuai dengan persepsinya, maka
konsumen akan merasa tidak puas. Namun jika pelanggan merasa masih
sesuai dengan persepsinya, maka akan menciptakan terjadinya loyalitas.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
menggambarkan secara terinci suatu gejala atau fenomena yang diamati.
Menurut Umar (1997), metode penelitian deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset
dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu
serta menjawab pertanyaan yang menyangkaut sesuatu pada saat riset
sedang berlangsung.
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi di sekitar Kelapa Gading Trade Centre dengan menggunakan Hypermart cabang Kelapa Gading sebagai objek lokasi penelitian. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa Hypermart merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang besar, luas dan lengkap; dan Hypermart terletak di lokasi strategis yang menjadi tempat perbelanjaan yang mana daerah tersebut dekat dengan pertokoan dan perumahan sehingga memudahkan konsumen dalam berbelanja.
Definisi Operasional
a. Produk
b. Harga
Harga adalah penilaian terhadap suatu barang yang harus dibayar oleh konsumen untuk bisa memperoleh atau mendapatkan barang tersebut. Variabel harga mencakup kemurahan harga, adanya voucher belanja, dan adanya diskon.
c. Tempat
Tempat adalah lokasi yang digunakan untuk proses penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Variabel tempat mencakup lokasi yang strategis, akses ke lokasi yang mudah dijangkau, penempatan layout produk yang rapi dan teratur, keluasan areal dan kenyamanan suasana belanja, dan keluasan areal dan keamanan parkir kendaraan.
d. Promosi
Promosi adalah proses penyebaran informasi yang bertujuan mempengaruhi atau membujuk konsumen atas suatu produk yang ditawarkan agar konsumen bersedia menerima dan membeli suatu produk yang ditawarkan tersebut. Variabel promosi mencakup periode jangka waktu promosi yang lebih diperpanjang, media promosi yang disampaikan melalui brosur dan spanduk, dan bentuk promosi yang ditawarkan melalui
kupon undian, dan hadiah langsung untuk total belanja tertentu.
e. Loyalitas
Loyalitas merupakan komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko/ pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Variabel ini mencakup kemungkinan konsumen untuk kembali datang berbelanja ke tempat yang sama di masa mendatang.
Setiap item pertanyaan variabel diukur dengan skala likert dengan bobot 1 sampai 5 yaitu mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling, yaitu setiap elemen dalam populasi memiliki probabilitas yang sama untuk menjadi sampel (Sekaran, 1992; Cooper dan Emory, 1995). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading pada waktu dan tempat dimana penelitian ini dilakukan. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 100 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang dalam hal ini adalah konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading. Kuesioner yang dibagikan kepada responden bersifat tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan variasi jawaban yang telah disediakan.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap aplikasi bauran pemasaran. Analisa dilakukan dengan tabel distribusi frekuensi dan perhitungan nilai rata-rata (mean). Distribusi frekeunsi digunakan untuk menghitung besarnya frekuensi data dari masing-masing kategori data. Sedangkan nilai rata-rata (mean) digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbandingan antara dua kelompok nilai/ lebih.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata (mean) untuk mengetahui penilaian responden terhadap aplikasi bauran pemasaran dan loyalitas kepuasan belanja konsumen dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Supranto (1994):
Dimana: fi merupakan jumlah frekuensi, xi
merupakan nilai/ bobot variabel, dan n merupakan jumlah responden.
Pengelompokan setiap indikator dihitung berdasarkan pemberian bobot
nilai yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan cara perhitungan
rentang skala yang diperoleh sebagai berikut:Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi di sekitar Kelapa Gading Trade Centre dengan menggunakan Hypermart cabang Kelapa Gading sebagai objek lokasi penelitian. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa Hypermart merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang besar, luas dan lengkap; dan Hypermart terletak di lokasi strategis yang menjadi tempat perbelanjaan yang mana daerah tersebut dekat dengan pertokoan dan perumahan sehingga memudahkan konsumen dalam berbelanja.
Definisi Operasional
a. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk bisa
digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen guna memenuhi keinginan dan
kebutuhannya. Variabel ini mencakup kuantitas produk (produk tersedia
dalam jumlah yang cukup banyak), kualitas produk (kondisi produk dalam
keadaan yang baik), dan kelengkapan/ variasi produk (semua tipe/ rasa/
ragam tersedia).
Harga adalah penilaian terhadap suatu barang yang harus dibayar oleh konsumen untuk bisa memperoleh atau mendapatkan barang tersebut. Variabel harga mencakup kemurahan harga, adanya voucher belanja, dan adanya diskon.
c. Tempat
Tempat adalah lokasi yang digunakan untuk proses penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Variabel tempat mencakup lokasi yang strategis, akses ke lokasi yang mudah dijangkau, penempatan layout produk yang rapi dan teratur, keluasan areal dan kenyamanan suasana belanja, dan keluasan areal dan keamanan parkir kendaraan.
d. Promosi
Promosi adalah proses penyebaran informasi yang bertujuan mempengaruhi atau membujuk konsumen atas suatu produk yang ditawarkan agar konsumen bersedia menerima dan membeli suatu produk yang ditawarkan tersebut. Variabel promosi mencakup periode jangka waktu promosi yang lebih diperpanjang, media promosi yang disampaikan melalui brosur dan spanduk, dan bentuk promosi yang ditawarkan melalui
kupon undian, dan hadiah langsung untuk total belanja tertentu.
e. Loyalitas
Loyalitas merupakan komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko/ pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Variabel ini mencakup kemungkinan konsumen untuk kembali datang berbelanja ke tempat yang sama di masa mendatang.
Setiap item pertanyaan variabel diukur dengan skala likert dengan bobot 1 sampai 5 yaitu mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling, yaitu setiap elemen dalam populasi memiliki probabilitas yang sama untuk menjadi sampel (Sekaran, 1992; Cooper dan Emory, 1995). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading pada waktu dan tempat dimana penelitian ini dilakukan. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 100 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang dalam hal ini adalah konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading. Kuesioner yang dibagikan kepada responden bersifat tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan variasi jawaban yang telah disediakan.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap aplikasi bauran pemasaran. Analisa dilakukan dengan tabel distribusi frekuensi dan perhitungan nilai rata-rata (mean). Distribusi frekeunsi digunakan untuk menghitung besarnya frekuensi data dari masing-masing kategori data. Sedangkan nilai rata-rata (mean) digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbandingan antara dua kelompok nilai/ lebih.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata (mean) untuk mengetahui penilaian responden terhadap aplikasi bauran pemasaran dan loyalitas kepuasan belanja konsumen dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Supranto (1994):
Mean = Σ fi xi
n
n
Nilai tertinggi = total responden x bobot tertinggi
= 100 x 5 = 500
Nilai terendah = total responden x bobot terendah
= 100 x 1 = 100
Rentang skala = nilai tertinggi – nilai terendah = 500 - 100 = 80
= 100 x 5 = 500
Nilai terendah = total responden x bobot terendah
= 100 x 1 = 100
Rentang skala = nilai tertinggi – nilai terendah = 500 - 100 = 80
Kelas 5
Interpretasi hasil perhitungan rata-rata:
4,21 – 5,00 = Sangat Setuju (SS)
3,41 – 4,20 = Setuju (S)
2,61 – 3,40 = Cukup Setuju (CS)
1,81 – 2,60 = Kurang Setuju (KS)
1,00 – 1,80 = Tidak Setuju (TS)
Untuk menganalisis hubungan antara persepsi konsumen pada aplikasi bauran pemasaran dan loyalitas, peneliti menggunakan analisis non-parametrik dengan uji Cochran. Menurut Santoso (2004), analisis uji Cochran digunakan untuk menguji tiga sampel atau lebih yang saling berhubungan dengan catatan reaksi (hasil) terhadap suatu perlakuan hanya diyatakan dalam dua nilai, yaitu 0 dan 1 dan data berskala nominal.
Kriteria uji cochran adalah jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, artinya terdapat hubungan antar variabel yang diteliti dan jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antar variabel yang diteliti.
Cara mengklasifikasikan persepsi konsumen untuk aplikasi bauran pemasaran
terhadap loyalitas yaitu:
0 = Untuk persepsi tidak setuju, kurang setuju dan cukup setuju.
1 = Untuk persepsi setuju dan sangat setuju.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karakteristik responden menurut usia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia dibawah 35 tahun, yakni sebanyak 71 orang (71%) responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart rata-rata berusia dibawah 35 tahun dengan persentase terbanyak adalah usia 31-35 tahun.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden
Usia
|
Frekuensi
|
Presentase
|
< 25 tahun
|
16
|
16%
|
26 – 30 tahun
|
22
|
22%
|
31 – 35 tahun
|
33
|
33%
|
36 – 40 tahun
|
18
|
18%
|
> 40 tahun
|
11
|
11%
|
Total
|
100
|
100%
|
Karakteristik responden menurut pekerjaan tercantum pada Tabel 2. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai karyawan/ pegawai, yakni sebanyak 62 orang (62%) responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading rata-rata bekerja sebagai karyawan/ pegawai.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Pelajar/
Mahasiswa
|
6
|
6%
|
Wiraswasta
|
12
|
12%
|
Karyawan/ Pegawai
|
62
|
62%
|
Ibu Rumah Tangga
|
17
|
17%
|
Lainnya
|
3
|
3%
|
Total
|
100
|
100%
|
Data tentang pendapatan responden per bulan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pendapatan per bulan kurang dari Rp 5.000.000, yakni sebanyak 73 orang (73%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading memiliki pendapatan per bulan menengah ke bawah yaitu kurang dari Rp 5.000.000 per bulan.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden per Bulan
Pendapatan per Bulan
|
Frekuensi
|
Presentase
|
< Rp 2,5 juta
|
37
|
37%
|
Rp 2,5 juta – Rp
5 juta
|
36
|
36%
|
Rp 5 juta – Rp 10
juta
|
16
|
16%
|
> Rp 10 juta
|
11
|
11%
|
Total
|
100
|
100%
|
< Rp 2,5 juta
|
37
|
37%
|
Data tentang frekuensi belanja responden per minggu di Hypermart cabang Kelapa Gading dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berbelanja kurang dari 2 kali per minggu, yakni sebanyak 68 orang (68%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading rata-rata berbelanja kurang dari 2 kali per minggu.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Belanja Responden per Minggu di Hypermart
Frekuensi Belanja per Minggu
|
Frekuensi
|
Presentase
|
< 2 kali
|
68
|
68%
|
2 – 4 kali
|
22
|
22%
|
> 4 kali
|
10
|
10%
|
Total
|
100
|
100%
|
Data rata-rata pengeluaran untuk sekali berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading tercantum pada Tabel 5. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berbelanja dibawah Rp 300.000 untuk sekali belanja, yakni sebanyak 64 orang (64%) sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading rata-rata mengeluarkan uang antara Rp 200.000–Rp 300.000 untuk sekali berbelanja.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Rata-Rata Pengeluaran Responden untuk Sekali Berbelanja di Hypermart
Rata-rata Pengeluaran Responden
untuk Sekali Berbelanja
|
Frekuensi
|
Presentase
|
<
Rp 200.000
|
27
|
27%
|
Rp
200.000 – Rp 300.000
|
37
|
37%
|
Rp
300.001 – Rp 400.000
|
16
|
16%
|
Rp
400.001 – Rp 500.000
|
7
|
7%
|
Data tentang kemungkinan responden berbelanja di Hypermart cabang lain dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak berbelanja di Hypermart cabang lain selain di Hypermart cabang Kelapa Gading, yakni sebanyak 60 orang (60%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading rata-rata tidak berbelanja di Hypermart cabang lain.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kemungkinan Berbelanja di Hypermart Cabang Lain
Kemungkinan Berbelanja di
Hypermart Cabang Lain
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Tidak
|
60
|
60%
|
Ya
|
40
|
40%
|
Total
|
100
|
100%
|
Data tentang loyalitas responden berbelanja di Hypermart dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memutuskan untuk tetap terus berbelanja di Hypermart, yakni sebanyak 89 orang (89%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart rata-rata memiliki tingkat loyalitas yang tinggi karena mereka memutuskan untuk tetap terus berbelanja di Hypermart.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Loyalitas Berbelanja di Hypermart
Kemungkinan Tetap Berbelanja di
Hypermart
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Tidak
|
11
|
11%
|
Ya
|
89
|
89%
|
Total
|
100
|
100%
|
Data tentang tempat berbelanja alternatif responden selain di Hypermart dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memutuskan untuk berbelanja di Carrefour selain di Hypermart, yakni sebanyak 84 orang (84%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berbelanja di Hypermart rata-rata memilih Carrefour sebagai tempat berbelanja alternatif selain di Hypermart. Hal ini juga menunjukkan bahwa Carrefour merupakan pesaing terbesar dari Hypermart.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tempat Berbelanja Alternatif Responden
Tempat Berbelanja Alternatif
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Carrefour
|
84
|
84%
|
Makro
|
3
|
3%
|
Diamond
|
3
|
3%
|
Farmers Market
|
5
|
5%
|
Superindo
|
5
|
5%
|
Total
|
100
|
100%
|
Hasil Analisis Persepsi Responden Mengenai Bauran Pemasaran
1. Produk
a. Produk yang Dijual di Hypermart Lengkap
Tabel 9. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, produk yang dijual di Hypermart lengkap”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
2
|
2%
|
Cukup Setuju
|
23
|
23%
|
Setuju
|
55
|
55%
|
Sangat Setuju
|
20
|
20%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 55 responden atau 55% menyatakan setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart lengkap. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,93. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa produk yang dijual di Hypermart lengkap. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart lengkap.
b. Produk yang Dijual di Hypermart Bervariasi
Tabel 10. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, produk yang dijual di Hypermart bervariasi”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
6
|
5%
|
Cukup Setuju
|
9
|
9%
|
Setuju
|
63
|
63%
|
Sangat Setuju
|
22
|
22%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 63 orang responden atau 63% menyatakan setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart bervariasi. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,01. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa produk yang dijual di Hypermart bervariasi. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart
bervariasi.
c. Produk yang Dijual di Hypermart Memiliki Kualitas yang Bagus
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 60 orang responden atau 60% menyatakan setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart memiliki kualitas bagus. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,96. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa produk yang dijual di Hypermart memiliki kualitas bagus.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, produk yang dijual di Hypermart memiliki kualitas bagus”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
2
|
2%
|
Cukup Setuju
|
19
|
19%
|
Setuju
|
60
|
60%
|
Sangat Setuju
|
11
|
11%
|
Total
|
100
|
100%
|
Sumber: data penelitian diolah
Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang
berbelanja di Hypermart setuju bahwa produk yang dijual di Hypermart
memiliki kualitas bagus.
d. Produk yang Dijual di Hypermart Tersedia Dalam Kuantitas yang Cukup Banyak
Distribusi
frekuensi yang tercantum pada Tabel 12 menunjukkan bahwa dari 100
responden, 47 orang responden atau 47% menyatakan setuju bahwa produk
yang dijual di Hypermart tersedia dalam kuantitas yang cukup banyak.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, produk yang dijual di
Hypermart tersedia dalam kuantitas yang cukup banyak”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
5
|
5%
|
Cukup Setuju
|
18
|
18%
|
Setuju
|
47
|
47%
|
Sangat Setuju
|
30
|
30%
|
Total
|
100
|
100%
|
Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,02. Angka ini berada dalam
interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan
bahwa produk yang dijual di Hypermart tersedia dalam kuantitas yang
cukup banyak. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen
yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa produk yang dijual di
Hypermart tersedia dalam kuantitas yang cukup banyak.
2. Harga
a. Harga yang Ditawarkan oleh Hypermart Murah
Tabel 13. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, harga yang ditawarkan oleh Hypermart murah”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
9
|
9%
|
Cukup Setuju
|
43
|
43%
|
Setuju
|
41
|
41%
|
Sangat Setuju
|
7
|
7%
|
Total
|
100
|
100%
|
Sumber: data penelitian diolah
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 13 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 43 orang responden atau 43% menyatakan cukup setuju
bahwa harga yang ditawarkan oleh Hypermart murah. Perhitungan nilai mean
menghasilkan angka 3,46. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa harga yang
ditawarkan oleh Hypermart murah. Dengan demikian dapat disimpulkan
sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa harga
yang ditawarkan oleh Hypermart murah.
b. Voucher Belanja Menarik Minat Berbelanja
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 14 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 49 orang responden atau 49% menyatakan setuju bahwa
dengan adanya voucher belanja menarik minat saya untuk berbelanja.
Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,06. Angka ini berada dalam
interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan
bahwa dengan adanya voucher belanja menarik minat saya untuk berbelanja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen yang
berbelanja di Hypermart setuju bahwa voucher belanja dapat menarik minat
mereka untuk berbelanja.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, dengan adanya voucher belanja menarik minat saya untuk berbelanja”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Tidak Setuju
|
2
|
2%
|
Kurang Setuju
|
5
|
5%
|
Cukup Setuju
|
11
|
11%
|
Setuju
|
49
|
49%
|
Sangat Setuju
|
33
|
33%
|
Total
|
100
|
100%
|
c. Diskon Menarik Minat Berbelanja
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 15 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 48 orang responden atau 48% menyatakan sangat setuju
bahwa dengan adanya discount menarik minat saya untuk berbelanja.
Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 4,43. Angka ini berada dalam
interval 4,21 – 5,00 yang berarti responden sangat setuju dengan
pernyataan bahwa dengan adanya discount menarik minat saya untuk
berbelanja
Tabel 15. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, dengan adanya diskon menarik minat saya
untuk berbelanja”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Cukup Setuju
|
5
|
5%
|
Setuju
|
47
|
47%
|
Sangat Setuju
|
48
|
48%
|
Total
|
100
|
100%
|
Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang
berbelanja di Hypermart sangat setuju bahwa discount dapat menarik minat
mereka untuk berbelanja.
3. Tempat
a. Lokasi Hypermart Kelapa Gading Strategis
Distribusi
frekuensi yang tercantum pada Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 100
responden, 41 orang responden atau 41% dari total responden menyatakan
sangat setuju bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading strategis.
Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,98. Angka ini berada dalam
interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan
bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading strategis. Dengan demikian dapat
disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju
bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading strategis.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, lokasi Hypermart di Kelapa Gading strategis”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Tidak Setuju
|
1
|
1%
|
Kurang Setuju
|
13
|
13%
|
Cukup Setuju
|
14
|
14%
|
Setuju
|
31
|
31%
|
Sangat Setuju
|
41
|
41%
|
Total
|
100
|
100%
|
Sumber: data penelitian diolah
b. Lokasi Hypermart Kelapa Gading Mudah Dijangkau
Tabel 17. Distribusi Frekuensi ”Menurut
saya, lokasi Hypermart di Kelapa Gading mudah
untuk dijangkau”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
13
|
13%
|
Cukup Setuju
|
12
|
12%
|
Setuju
|
44
|
44%
|
Sangat Setuju
|
31
|
31%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 17 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 44 orang responden atau 44% menyatakan setuju bahwa
lokasi Hypermart di Kelapa Gading mudah untuk dijangkau. Perhitungan
nilai mean menghasilkan angka 3,93. Angka ini berada dalam interval 3,41
– 4,20 yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa lokasi
Hypermart di Kelapa Gading mudah untuk dijangkau. Dengan demikian dapat
disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju
bahwa lokasi Hypermart di Kelapa Gading mudah untuk dijangkau.
c. Areal Belanja Hypermart Cukup Luas
Distribusi
frekuensi yang tercantum pada Tabel 18 menunjukkan bahwa dari 100
responden, 56 orang responden atau 56% menyatakan setuju bahwa areal
belanja di Hypermart cukup luas.
Tabel 18. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, areal belanja di Hypermart cukup luas”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
3
|
3%
|
Cukup Setuju
|
9
|
9%
|
Setuju
|
56
|
56%
|
Sangat Setuju
|
32
|
32%
|
Total
|
100
|
100%
|
d. Suasana Belanja Hypermart Nyaman
Tabel 19. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, suasana belanja di Hypermart nyaman”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Cukup Setuju
|
10
|
10%
|
Setuju
|
46
|
46%
|
Sangat Setuju
|
44
|
44%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 19 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 46 orang responden atau 46% menyatakan setuju bahwa
areal belanja di Hypermart cukup luas. Perhitungan nilai mean
menghasilkan angka 4,34. Angka ini berada dalam interval 4,21 – 5,00
yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa suasana
belanja di Hypermart nyaman. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian
besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa suasana belanja
di Hypermart nyaman.
e. Penempatan Produk Tertata Rapi Sehingga Mudah Dicari
Tabel 20. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, penempatan produk disusun secara rapi dan
teratur sehingga saya lebih mudah untuk mencari produk yang diinginkan”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
1
|
1%
|
Cukup Setuju
|
21
|
21%
|
Setuju
|
41
|
41%
|
Sangat Setuju
|
37
|
37%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 20 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 41 orang responden atau 41% menyatakan setuju bahwa
penempatan produk disusun secara rapi dan teratur sehingga saya lebih
mudah untuk mencari produk yang diinginkan. Perhitungan nilai mean
menghasilkan angka 4,14. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa penempatan produk
disusun secara rapi dan teratur sehingga saya lebih mudah untuk mencari
produk yang
diinginkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen yang
berbelanja di Hypermart setuju bahwa penempatan produk disusun secara
rapi dan teratur sehingga mereka lebih mudah mencari produk yang
diinginkan.
f. Areal Parkir Hypermart Luas
Distribusi
frekuensi yang tercantum pada Tabel 21 menunjukkan bahwa dari 100
responden, 44 orang responden atau 44% menyatakan setuju bahwa areal
parkir di Hypermart luas. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka
4,03.
Tabel 21. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, areal parkir di Hypermart luas”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Tidak Setuju
|
1
|
1%
|
Kurang Setuju
|
7
|
7%
|
Cukup Setuju
|
14
|
14%
|
Setuju
|
44
|
44%
|
Sangat Setuju
|
34
|
34%
|
Total
|
100
|
100%
|
Sumber: data penelitian diolah
Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden
setuju dengan pernyataan bahwa areal parkir di Hypermart luas. Dengan
demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di
Hypermart setuju bahwa areal parkir di Hypermart luas.
g. Areal Parkir Hypermart Aman
Tabel 22. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, areal parkir di Hypermart aman”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
5
|
5%
|
Cukup Setuju
|
18
|
18%
|
Setuju
|
54
|
54%
|
Sangat Setuju
|
23
|
23%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 22 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 54 orang responden atau 54% menyatakan setuju bahwa
areal parkir di Hypermart aman. Perhitungan nilai mean menghasilkan
angka 3,95. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti
responden setuju dengan pernyataan bahwa areal parkir di Hypermart aman.
Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang
berbelanja di Hypermart setuju bahwa areal parkir di Hypermart aman.
h. Kemudahan Mencari Parkir di Hypermart
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 23 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 55 responden atau 55% menyatakan setuju bahwa mudah
untuk mencari parkir di Hypermart. Perhitungan nilai mean menghasilkan
angka 3,93. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti
responden setuju dengan pernyataan bahwa mudah untuk mencari parkir di
Hypermart. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas konsumen yang
berbelanja di Hypermart setuju bahwa mereka mudah untuk mencari parkir
di Hypermart.
Tabel 23. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, mudah untuk mencari parkir di Hypermart”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
4
|
4%
|
Cukup Setuju
|
20
|
20%
|
Setuju
|
55
|
55%
|
Sangat Setuju
|
21
|
21%
|
Total
|
100
|
100%
|
Sumber: data penelitian diolah
4. Promosi
a. Jangka Waktu Promosi Hypermart Diperpanjang
Tabel 24. Distribusi Frekuensi “Menurut
saya, jangka waktu promosi di Hypermart lebih
diperpanjang”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
3
|
3%
|
Cukup Setuju
|
23
|
23%
|
Setuju
|
36
|
36%
|
Sangat Setuju
|
38
|
38%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 24 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 53 orang responden atau 53% menyatakan sangat setuju
bahwa jangka waktu promosi di Hypermart lebih diperpanjang. Perhitungan
nilai mean menghasilkan angka 4,34. Angka ini berada dalam interval
4,21 – 5,00 yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa
jangka waktu promosi di Hypermart lebih diperpanjang. Dengan demikian
dapat disimpulkan sebagian besar konsumen yang berbelanja di Hypermart
sangat setuju bahwa jangka waktu promosi di Hypermart lebih
diperpanjang.
b. Media Promosi Melalui Brosur Menarik Minat Berbelanja
Tabel 25. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, media promosi yang ditawarkan melalui brosur
menarik minat saya untuk berbelanja”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Tidak Setuju
|
2
|
2%
|
Kurang Setuju
|
1
|
1%
|
Cukup Setuju
|
11
|
11%
|
Setuju
|
33
|
33%
|
Sangat Setuju
|
53
|
53%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi
yang tercantum pada Tabel 25 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 38
responden atau 38% menyatakan sangat setuju bahwa jangka waktu promosi
di Hypermart lebih diperpanjang. Perhitungan nilai mean menghasilkan
angka 4,09. Angka ini berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti
responden setuju dengan pernyataan bahwa media promosi yang ditawarkan
melalui brosur menarik minat saya untuk berbelanja. Dengan demikian
dapat disimpulkan mayoritas konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju
bahwa media promosi yang ditawarkan melalui brosur menarik minat mereka
untuk berbelanja.
Tabel 26. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, media promosi yang ditawarkan melalui
spanduk menarik minat saya untuk berbelanja”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
4
|
4%
|
Cukup Setuju
|
26
|
26%
|
Setuju
|
51
|
51%
|
Sangat Setuju
|
19
|
19%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 26 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 51 orang responden atau 51% menyatakan setuju bahwa
media promosi yang ditawarkan melalui spanduk menarik minat saya untuk
berbelanja.Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar konsumen
yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa media promosi yang ditawarkan
melalui spanduk menarik minat mereka untuk berbelanja.
d. Bentuk Promosi Hadiah Langsung Menarik Minat Berbelanja
Tabel 27. Distribusi Frekuensi “Menurut saya, bentuk promosi dengan mendapatkan hadiah
langsung untuk total belanja dengan jumlah tertentu menarik minat saya untuk berbelanja”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Kurang Setuju
|
1
|
1%
|
Cukup Setuju
|
9
|
9%
|
Setuju
|
36
|
36%
|
Sangat Setuju
|
54
|
54%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 27 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 54 responden atau 54% menyatakan sangat setuju bahwa
bentuk promosi dengan mendapatkan hadiah langsung untuk total belanja
dengan jumlah tertentu menarik minat saya untuk berbelanja. Perhitungan
nilai mean yang menghasilkan angka 4,43. Angka ini berada dalam interval
4,21 – 5,00 yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan
bahwa bentuk promosi dengan mendapatkan hadiah langsung untuk total
belanja dengan jumlah tertentu menarik minat saya untuk berbelanja.
Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas konsumen yang berbelanja di
Hypermart sangat setuju bahwa bentuk promosi dengan mendapatkan hadiah
langsung untuk total belanja dengan jumlah tertentu menarik minat mereka
untuk berbelanja.
e. Bentuk Promosi Kupon Undian Menarik Minat Berbelanja
Tabel 28. Distribusi Frekuensi ”Menurut saya, bentuk promosi dengan mendapatkan kupon
undian menarik minat saya untuk berbelanja”
Persepsi
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Tidak Setuju
|
2
|
2%
|
Kurang Setuju
|
7
|
7%
|
Cukup Setuju
|
22
|
22%
|
Setuju
|
36
|
36%
|
Sangat Setuju
|
33
|
33%
|
Total
|
100
|
100%
|
Distribusi frekuensi yang tercantum pada Tabel 27 menunjukkan bahwa
dari 100 responden, 36 orang responden atau 36% menyatakan setuju bahwa
bentuk promosi dengan mendapatkan kupon undian menarik minat saya untuk
berbelanja. Perhitungan nilai mean menghasilkan angka 3,91. Angka ini
berada dalam interval 3,41 – 4,20 yang berarti responden setuju dengan
pernyataan bahwa bentuk promosi dengan mendapatkan kupon undian menarik
minat saya untuk berbelanja. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian
besar konsumen yang berbelanja di Hypermart setuju bahwa bentuk promosi
dengan mendapatkan kupon undian menarik minat mereka untuk berbelanja.
1. Perhitungan Mean Variabel Produk
Perhitungan
mean variabel produk menghasilkan angka sebesar 3,98 yang berada dalam
interval 3,41 - 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen
terhadap variabel produk dikatakan setuju dan konsumen puas terhadap
variabel produk.
2. Perhitungan Mean Variabel Harga
Perhitungan
mean variabel harga menghasilkan angka sebesar 3,98 yang berada dalam
interval rentang skala 3,41 - 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi
konsumen terhadap variabel harga dikatakan setuju dan konsumen puas
terhadap variabel harga.
3. Perhitungan Mean Variabel Tempat
Perhitungan
mean variabel tempat menghasilkan angka sebesar 4,00 yang berada dalam
interval rentang skala 3,41 - 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi
konsumen terhadap variabel tempat dikatakan setuju dan konsumen puas
terhadap variabel tempat.
4. Perhitungan Mean Variabel Promosi
Perhitungan
mean variabel promosi menghasilkan angka sebesar 4,12 yang berada dalam
interval rentang skala 3,41 - 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi
konsumen terhadap variabel promosi dikatakan setuju dan konsumen puas
terhadap variabel promosi.
5. Perhitungan Mean Aplikasi Bauran Pemasaran
Tabel 29. Perhitungan Mean Aplikasi Bauran Pemasaran
Nomor
|
Aplikasi Bauran Pemasaran
|
Nilai Mean
|
1
|
Produk
|
3,98
|
2
|
Harga
|
3,98
|
3
|
Tempat
|
4
|
4
|
Promosi
|
4,12
|
Nilai rata-rata/ mean
|
4,02
|
Sumber: data penelitian diolah
Tabel
29 menunjukkan hasil perhitungan mean aplikasi bauran pemasaran. Dari
hasil perhitungan mean aplikasi bauran pemasaran diperoleh angka sebesar
4,02. Angka ini berada dalam interval rentang skala 3,41 – 4,20. Hal
ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen setuju atau puas terhadap
aplikasi bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat dan
promosi yang diterapkan oleh Hypermart.
Hasil Analisis Hubungan Persepsi Konsumen terhadap Aplikasi Bauran Pemasaran dan Loyalitas dengan Uji Cochran
1. Hasil Analisis Uji Cochran Produk terhadap Loyalitas
Tabel
30 menunjukkan hasil analisis uji cochran untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan antara variabel produk dan loyalitas atau tidak.
Tabel 30. Uji Cochran Produk terhadap Loyalitas
Frequencies Test Statistics
-->
Value
|
||
0
|
1
|
|
Produk
|
15
|
85
|
Loyalitas
|
11
|
89
|
N
|
100
|
Cochran's Q
|
,615(a)
|
df
|
1
|
Asymp. Sig.
|
,433
|
Sumber: data penelitian diolah a 1 is treated as a success.
Hasil analisis uji cochran menunjukkan angka probabilitas 0,433.
Karena
probabilitas ini berada diatas 0,05 (0,433 > 0,005) maka Ho
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara variabel produk dan loyalitas. loyalitas pelanggan pada
perusahaan ritel. Perbedaan temuan ini dapat disebabkan karena konsep
promosi di perusahaan ritel tidak hanya sebatas pada periklanan tetapi
juga mencakup pelayanan yang diberikan oleh para pramuniaga kepada
konsumen. Kontak interpersonal antara pramuniaga dengan konsumen menjadi
faktor penting yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen
terhadap perusahaan ritel. Dalam hal ini, mungkin pelayanan yang
diberikan oleh pramuniaga Hypermart kurang memuaskan konsumen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini menemukan empat hal utama. Pertama, persepsi konsumen
terhadap bauran pemasaran yang diterapkan oleh Hypermart cabang Kelapa
Gading ditemukan positif. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis
perhitungan mean pada variabel produk, harga, tempat, dan promosi yang
kesemuanya menghasilkan angka dalam rentang skala 3,41 - 4,20 yang
berarti konsumen setuju dengan bauran pemasaran yang diterapkan oleh
Hypermart. Kedua, penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat kepuasan
yang ditunjukkan oleh konsumen Hypermart sangat tinggi karena dari 100
orang responden yang diteliti, terdapat 89 orang (89%) yang memutuskan
untuk tetap terus berbelanja di Hypermart. Ketiga, hasil analisis
menggunakan uji cochran menemukan bahwa bauran pemasaran yang terdiri
atas produk, harga, tempat, dan promosi tidak semuanya berhubungan
dengan loyalitas. Variabel promosi ditemukan tidak berhubungan dengan
loyalitas karena konsep promosi di perusahaan ritel tidak hanya sebatas
pada periklanan tetapi juga mencakup pelayanan yang diberikan oleh para
pramuniaga kepada konsumen. Keempat, penelitian ini menemukan bahwa
variabel tempat memiliki hubungan yang paling kuat terhadap loyalitas
konsumen yang berbelanja di Hypermart.
Saran
Penelitian mendatang hendaknya menggunakan sampel yang lebih banyak dan
luas cakupannya serta tidak hanya terbatas pada konsumen yang
berbelanja di Hypermart cabang Kelapa Gading saja sehingga dengan
demikian hasil penelitian ini dapat lebih digeneralisasikan. Disamping
itu, penelitian mendatang akan jauh lebih menarik jika perusahaan ritel
yang dijadikan sebagai obyek penelitian lebih dari satu sehingga
hasilnya nanti dapat diperbandingkan.
Implikasi Manajerial
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan
bagi perusahaan ritel Hypermart untuk tetap terus mempertahankan dan
meningkatkan strategi aplikasi bauran pemasarannya, baik dari sisi
produk, harga, tempat dan promosi, karena dapat meningkatkan kepuasan
konsumen. Hypermart harus tetap mempertahankan dan menjaga eksistensi
agar konsumen tetap menaruh kepercayaan untuk tetap terus berbelanja di
Hypermart dengan cara menerima segala masukan dan kritikan dari konsumen
serta terus meningkatkan kualitas pelayanannya demi menjaga tingkat
loyalitas kepuasan belanja konsumen. Hypermart disarankan untuk lebih
gencar membuat promosi dengan lebih menarik agar konsumen lebih tertarik
untuk tetap terus loyal berbelanja di Hypermart.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hawari, Mohammed & Ward, Tony. (2006). The effect of automated service quality on
Australian bank’s financial performance and the mediating role of customer
satisfaction. Marketing Intelligence & Planning, Vol. 24, No. 2: 127-148.
Assael, H. (1998). Consumer behavior and marketing action. 6th ed. Cincinnati OH: South
Western College Publishing.
Bellenger, Danny N. & Goldstucker Jac L. (1983). Gold Strucker, Retailing Basic.
Homewood. Illinois: Richard D. Irwin, Inc.
Boone, Louis E., & David L. Kurtz. (1995). Contemporary Marketing Plus. 8th edition.
International Edition. The Dryden Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar