TUGAS METODE RISET
(Membuat Jurnal)
Tema : Kebudayaan Suku Jambi
Judul : Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia
Penulis : Novi Permata Sari
Tahun : 2003
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.
Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak). Untuk itu, kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak kalah menarik, yang berasal dari suku Jambi.
Tujuan
untuk memberitahukan kepada orang banyak tentang etos, fokus dan kebudayaan dari suku Jambi, agar mereka semua dapat mengetahui keberagaman kebudayaan dari setiap suku-suku di Indonesia secara luas dan menyeluruh, termasuk salah satunya adalah suku Jambi.
B. Identifikasi Masalah
Melihat semua hal yang
melatarbelakangi Kebudayaan Jambi maka, kami menarik beberapa masalah
dengan berdasarkan kepada :
- Kurangya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada kebudayaan Jambi. Sehingga kurangya pengetahuan masyarakat tentang Suku Jambi.
- Tidak meratanya bahan pembelajaran tentang suku Jambi yang dijadikan contoh oleh para pengajar.
Pembahasan/ Isi :
A. Unsur Kebudayaan
1. Sistem Agama
Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam, yang kemudian
disusul dengan agama Budha dan Kristen protestan. Mungkin ini juga
karena dipengaruhi oleh warga pendatang yang datang ke Jambi yang
kebanyakan berasal dari keturunan Cina atau TiongHua. Dalam tabel
dibawah ini, dapat kita lihat persentase agama yang dianut masyarakat
Jambi.
2. Sistem Bahasa
Bahasa Jambi adalah salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang
digunakan khususnya di wilayah Jambi bagian selatan, Provinsi Riau.
Ada dua kontroversi mengenai bahasa Jambi dengan Melayu. Sebagian pakar
bahasa menganggap ini sebagai dialek melayu karena banyaknya kesamaan
kosakata dan bentuk tuturan didalamnya. Sedangkan yang lain justru
beranggapan, bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan
Melayu.
Orang Jambi senang menggunakan kata-kata arif serta pepatah-pepatah.
Kata-kata kiasan umumnya berpedoman pada alam sekitarnya. Ketinggian
martabat seseorang juga dapat ditandai dengan kemahirannya menggunakan
kata-kata arif dan kiasan. Mereka tidak mengenal adanya perbedaan bahasa
yang menunjukkan stratifikasi sosial dalam masyarakat.
Bila didengarkan dengan seksama, maka bahasa Jambi terdengar hampir
serupa dengan bahasa Padang, yang selalu diakhiri dengan kata ”o”. Hal
ini mungkin dikarenakan suku Jambi dan suku Padang terletak dalam satu
pulau yang sama yaitu, Kepulauan Sumatra.
3. Sistem Kekerabatan Bilateral
4. Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Jambi adalah bertani, berladang dan melaut
Di Jambi sendiri kebanyakan daerahnya adalah berupa hutan. Sehingga mata
pencaharian mereka didominasi oleh para petani biasanya pula mereka
yang bertani berasal dari pedesaan. Dalam hal bertani, sama seperti
kota-kota lainnya yang terletak di daratan rendah, adalah bertanam padi
pada lahan kosong.
Sedangkan dalam hal melaut, mencari ikan di sungai merupakan mata
pencaharian tambahan, begitu juga mencari dalam hal mencari hasil hutan.
Usaha-usaha tambahan ini biasanya dilakukan sambil menunggu panen atau
menunggu musim tanam berikutnya.
Karena di Jambi sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan TiongHua,
maka di zaman sekarang ini banyak pula warga masyarakat kaeturunan Cina
di Jambi yang mencari pendapatan melalui proses berdagang. Ada yang
berdagang mas, berdagang sembako dan adapula yang berdagang bahan-bahan
material.
5. Sistem Pengetahuan
Jambi memiliki adat istiadat yang berdasarkan hukum islam sehingga
secara garis besar segala pengetahuan dasar budaya Jambi bersumber pada
ajaran Al-Quran. Sistem pengetahuan mereka juga dipengaruhi oleh
kepercayaan tradisional. Pengetahuan dasar ini mereka terapkan pada
segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan pertanian dan pengobatan.
Pengetahuan tentang pertanian mereka terapkan terhadap alam, terutama
yang berkaitan dengan musim.
Masyarakat Jambi terutama merka yang tinggal di pedalaman juga memakai
obat-obat tradisional dalam proses penyembuhan orang sakit. Mereka
menggunakan beberapa jenis tumbuhan alam dan minyak alami untuk
dijadikan ramuan obat, misalnya ramuan obat untuk menyembuhkan penyakit
demam yang berupa daun sitawar, sedingin, kumapai. Cekun, kunyit polai,
dan jerangau. Di samping itu, juga digunakan berbagai jenis jeruk,
akar kayu, bunga-bungaan, kepala muda, pinang, dll. Untuk bahan
penangkal atau jimat kadang mereka menggunakan sisa-sisa besi dan
benang warna. Benda-benda ini baru dapat dijadikan obat dan berkhasiat
setelah dimantrai dukun. Hal ini dilakukan karena pengaruh dari
kepercayaan tradisional. Mereka percaya bahwa penyakit disebabkan oleh
roh jahat atau setan yang merasuk dalam tubuh. Cara penyembuhannya
adalah dengan mengusir roh tersebut yangbiasa dilakukan oleh dukun.
Sambil mengobati orang yang sakit itu, ia melakukan doa ritual.
Biasanya ia membakar kemenyan sambil mengucapkan jampi-jampi. Beberapa
doa penyembuhan lainnya digunakan bahasa Arab dan kadang-kadang ayat
Al-Quran.
Bahkan, peristiwa melahirkan pun dapat ditangani dengan pengetahuan
tradisional yang mereka miliki. Perempuan yang siap untuk melahirkan
anak diberi minuman tradisional untuk memudahkan proses melahirkan.
Sebetulnya, perempuan yang akan melahirkan ditolong oleh 2 orang.
Seorang yang mendorong anak dari kandungan dan seorang yang menerima
anak pada saat keluar dari kandungan. Walaupun demikian, aturan medis
modern menolak melahirkan anak seperti yang digambarkan diatas, tetapi
kelihatannya orang Jambi yang tinggal di pedalaman sudah cukup lama
menggunakan metode ini, tidak membahayakan kesehatan si perempuan atau
si anak.
Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang
di perlukan, penulis mempergunakan metode observasi atau teknik
pengamatan langsung, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan
atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan
sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan
internasional yaitu, Internet.
Kesimpulan
Kami mengetahui bahwa kebudayaan suku Jambi di Indonesia sendiri ternyata masih berbau adat leluhur yang kental dengan nilai dan norma-norma istiadat seadri dulu. Ini terus berlangsung sampai sekarang. Tetapi kerap dengan perubahan dan kemajuan teknologi, Jambi juga ikut diramaikan dengan warga pendatang, khususnya dari cina, Sehingga unsur-unsur kebudayaan Jambi terkadang berbaur dengan adat kebudayaan Cina
Saran
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi
kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui
adat dan kebudayaan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia,
karena kita adalah bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia
tercinta.
Analisis
Jambi memiliki adat istiadat yang berdasarkan hukum islam sehingga
secara garis besar segala pengetahuan dasar budaya Jambi bersumber pada
ajaran Al-Quran. Sistem pengetahuan mereka juga dipengaruhi oleh
kepercayaan tradisional. Pengetahuan dasar ini mereka terapkan pada
segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan pertanian dan pengobatan.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarat: Rineka Cipta.
Chodwich, bruce A., dkk. 1991. Terjemahan Dr. sulistia M.L., dkk. Metode
Penelitian Ilmu Pengetahuan. IKIP Semarang Press.Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarat: Rineka Cipta.
Rahmat, Jalahudin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S
Patmono, S.K. 1996. Teknik Jurnalistik Tuntunan Praktis untuk Menjadi Wartawan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar